Lihat ke Halaman Asli

Jhon Qudsi

Pegiat Media Sosial

Perjalanan Fikri Syafi'i, Mengawal Suara Rakyat pada Usia 26 Tahun di DPRD Kabupaten Probolinggo

Diperbarui: 12 September 2024   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar dokpri 

Probolinggo - Fikri Syafi'i, politisi muda berusia 26 tahun yang kini menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Probolinggo dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan), berbagi cerita tentang perjalanan hidupnya yang penuh tantangan. Fikri, yang mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) 2 yang mencakup Paiton, Kotaanyar, dan Pakuniran, dikenal sebagai salah satu politisi muda yang berhasil membawa perubahan di wilayahnya.

Lahir sebagai anak kedua dari enam bersaudara, Fikri harus mengambil peran sebagai anak sulung setelah kakaknya meninggal dunia. Beban tanggung jawab yang besar membuatnya tumbuh dengan disiplin dan tekad yang kuat. "Latar belakang keluarga saya yang berkecimpung dalam dunia pendidikan menjadi pijakan awal dalam hidup saya," ungkapnya saat wawancara di kediamannya pada Minggu (08/09/2024). Sejak kecil, Fikri sudah terbiasa dengan lingkungan akademis yang diciptakan oleh keluarganya.

Awalnya, Fikri mengikuti jejak keluarganya dengan menjadi seorang guru. "Saya awalnya mengajar, mengikuti jejak keluarga sebagai seorang guru," ujarnya. Namun, pada tahun 1999, hidupnya mengalami perubahan besar ketika sang ayah mulai aktif di dunia politik. Hal ini mendorong Fikri untuk ikut terjun ke dunia yang sama. "Dari situ saya mulai terlibat dan akhirnya terjun ke dunia politik hingga sekarang," tambahnya.

Riwayat pendidikan Fikri juga tak lepas dari sorotan. Ia menempuh pendidikan dasar di SD Insan Terpadu dan melanjutkan ke SMP Istiqlal. "Saya menempuh pendidikan di SMA Unggulan Hafshawaty yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong," jelasnya. Saat ini, ia masih melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Islam Malang (UNISMA), meskipun belum sepenuhnya rampung. "Saya masih aktif di UNISMA dan belum pernah terlibat dalam organisasi sejak dulu," kata Fikri, menekankan fokusnya pada pendidikan.

Perjalanan Fikri ke dunia politik bukanlah pilihan yang mudah. "Awalnya, saya tidak tertarik sama sekali dengan politik karena menurut saya terlalu dinamis dan penuh dengan keruwetan," katanya jujur. Namun, desakan dari orang tua membuatnya memberanikan diri untuk terjun langsung ke dunia politik. "Itu adalah tuntutan dari orang tua yang akhirnya membuat saya berani melangkah," tuturnya.

Sebagai politisi muda, Fikri memiliki pandangan optimistis terhadap peran kaum milenial dalam politik. "Politik itu seru, dinamis, dan tidak bisa ditebak," ujarnya. Ia berharap kaum muda tidak bersikap antipati terhadap politik dan mulai melihatnya sebagai lahan yang potensial untuk progresivitas.

Fikri juga menyadari bahwa posisinya sebagai politisi muda merupakan hal yang unik di Kabupaten Probolinggo. "Di Probolinggo, saya termasuk politisi termuda. Bahkan, mungkin belum ada sejarahnya di kabupaten ini ada politisi yang semuda saya," katanya sambil tersenyum. Ia berharap ke depan, lebih banyak pemuda yang berani terjun ke dunia politik dengan semangat progresif untuk membawa perubahan.

Dengan perjalanan hidup yang dimulai dari dunia pendidikan hingga kini terjun ke dunia politik, Fikri Syafi'i menjadi contoh nyata bagaimana seorang pemuda bisa berkiprah di kancah politik, khususnya bagi kalangan milenial di Kabupaten Probolinggo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline