Lihat ke Halaman Asli

Penyesuaian Komunikasi dengan Masyarakat dalam Pengembangan Kebudayaan Desa

Diperbarui: 24 April 2024   21:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sejak tahun 2021 Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat mencanangkan program yang ada di Borobudur yang dilakukan di seluruh desa di Borobudur yang terdiri dari 20 desa. Saya tinggal di Desa Bigaran yang masih menjadi bagian dari Kecamatan Borobudur. Tepatnya berada di sebelah tenggara dari Candi Borobudur. Desa Bigaran menjadi salah satu desa yang mengikuti dan andil di program dari direktorat tersebut.

Saya diajak oleh teman yang merupakan salah satu penggiat budaya di Desa Bigaran untuk mengikuti program ini yang tujuannya untuk menggali potensi desa,melestarikan dan memajukan kebudayaan yang ada di Desa Bigaran. Beliau adalah anak muda yang mau untuk meneruskan kebudayaan, terlebih beliau ingin mengenalkan desanya dengan kebudayaan desa yang masih melekat karena kebanyakan orang belum mengenal dengan Desa Bigaran yang wilayahnya berada di paling ujung Borobudur.

Sudah satu tahun kami berjalan, menggali informasi, menggalakkan kegiatan bersama masyarakat, berdiskusi dan lain sebagainya. Banyak pengalaman yang didapatkan, termasuk mengenai komunikasi. Di rangkaian perjalanan kami dari tahun 2021 sampai 2022 komunikasi menjadi kunci pertama untuk memulai dari semua yang ingin kami rencanakan. 

Komunikasi menjadi suatu hal penting dan pokok untuk selalu dilakukan. Ketika kami menggali kebudayaan yang kebanyakan generasi sekarang sudah banyak melupakan, kami mencari informasi dari berbagai sumber, hanya dengan komunikasi kami dapat memperoleh informasi tersebut. Setiap pelibatan masyarakat, komunikasi adalah hal yang paling mendasar yang harus kami pelajari.  

Kegiatan kami masih dinaungi oleh sebuah kelompok Eksotika Desa yang di fasilitasi oleh Diretorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat. Penggalian dan pelestarian budaya ini banyak melakukan pelibatan masyarakat baik dari anak-anak, dewasa, sesepuh, tokoh masyarakat, pemerintah desa, ibu ibu, bapak dan pemuda. 

Semua dirangkul untuk mencapai tujuan dari program ini. Dari sinilah tantangan komunikasi kami di program pengembangan kebudayaan desa. Harus bisa menyesuaikan komunikasi dengan berbagai macam usia, status dan karakter. Setiap tempat dan waktu memiliki cara berbeda untuk berkomunikasi.

Komunikasi merupakan suatu aktivitas yang sangat sering dilakukan oleh setiap orang dalam lingkup apapun, dimanapun, dan kapanpun. Karena komunikasi sangat penting bagi kehidupan. Komunikasi mempertemukan antara komunikasi dengan komunikator. Komunikan yang menerima sedangkan komunicator yang menyampaikan pesan. 

Berinteraksi dengan cara berkomunikasi tidak harus dengan ucapan kata-kata tetapi juga bisa menggunakan gerak mimik tubuh seperti tersenyum, mengedipkan mata, melambaikan tangan, juga bisa menggunakan perasaan yang ada dalam hati seseorang. Pesan juga menjadi hal penting dalam komunikasi, bagaiman pesan bisa sampai dan dapat diterima dengan baik. Tentu komunikasi yang efektif harus bisa dilakukan untuk mencapai tujuan dari komunikasi.

Dalam kehidupan masyarakat komunikasi sangat penting untuk mencapai tujuan dari tersebut. Penyampai pesan mengharapkan penerima dapat mengerti dan menanggapi secara baik  dari pesan yang disampaikan. Didalam proses kami, saya dan teman penggiat desa, komunikasi menjadi hal pertama yang kami tanamkan, beliau selalu memberikan arahan kepada saya dan selalu mengajak diskusi karena memang tidak mudah untuk masuk kedalam masyarakat yang pada kenyataannya, implementasi komunikasi sangat kompleks, terlebih saya yang tidak berlatar belakang memiliki public speaking yang baik.

 Kegiatan yang kami jalankan dimulai untuk menggali informasi mengenai kebudayaan yang sudah hampir ditinggalkan,seperti permainan tradisional, sejarah desa kami dan budaya jawa lainnya. Untuk menggali informasi tersebut, kami harus menemui sesepuh atau tokoh masyarakat yang paham dengan bab tersebut. 

Tentu orang yang lebih tua dari kami dan sebagai sesepuh dari Desa Bigaran. Kami harus menyesuaikan sikap dan cara berbicara. Bahasa juga menjadi hal penting dalam komunikasi,menggunakan bahasa jawa krama alus menjadi suatu yang diharapkan bisa dilakukan dalam pengembangan kebudayaan ini.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline