Lihat ke Halaman Asli

Ali Anshori

Ali anshori

Warga Melawi Terbiasa dengan Bom, Warga Pontianak Malah Makan Bom

Diperbarui: 15 Januari 2016   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Inilah “Bom” nya Orang Melawi

Satu jam sebelum bom meledak di Jakarta dan membuat heboh seluruh Indonesia, saya dan kawan-kawan di kabupaten Melawi, salah satu kabupaten yang ada diujung Kalimantan Barat bercerita juga bercerita soal bom. Namun kisah bom ini tidak seheboh seperti di Jakarta, justru sebaliknya lucu.

Kata kawan saya tadi, baru-baru ini ada warga Melawi yang ditahan polisi saat hendak meninggalkan bandara gara-gara “bom” (dia tidak menyebutkan bandara mana). Kala itu ada warga Melawi yang hendak mengajak temannya cepat-cepat meninggalkan bandara, menggunakan bahasa daerah. “bom cepat sikit nenak tedudi”

Polisi yang mendengar percakapan warga Melawi itu langsung mengambil tindakan dan mengamankannya. Tentu saja mereka kebingungan kenapa bisa ditangkap polisi padahal mereka merasa tidak pernah melakukan kejahatan apapun.

Usut punya usut polisi itu salah sangka. Polisi mengira warga Melawi tadi hendak mengebom bandara setelah mendengar percakapan warga Melawi tadi. Percakapan yang saya maksud adalah “Bom cepat sikit nenak tedudi” jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia artinya “ayo cepat sedikit nanti ketinggalan”.

Bom adalah bahasa sehari-hari yang dipergunakan masyarakat Melawi. Artinya “ayo” contohnya “Bom kita kinun” artinya “ayo kita ke sana” contoh lainnya “bom kita angkat” artinya “ayo kita berangkat”

Kata bom ini sejatinya bukan hanya dipergunakan masyarakat Melawi saja, namun juga masyarakat Kabupaten Sintang. Sedangkan di daerah lain seperti Kapuas Hulu, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Landak lebih umum dengan kata “Boh” artinya “ayo”

Penggunaan kata “bom” oleh masyarakat Melawi dan Sintang ini sejatinya hanya untuk mempersingkat kosakata. Idealnya memang menggunakan kata “boh dengan imbuhan am “Boh AM”.  Contoh lainnya “aok am” atau “kituk am” kemudian disingkat dengan “Kitum” yang artinya “Sini” Namun pada kata “aok am” penyebutannya tidak disingkat seperti kata-kata “boh am” yang menjadi “bom” namun tetap “aok am”.

Selain masyarakat Melawi masyarakat Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara juga menggunakan kata “am” dalam beberapa percakapannya. Seperti “Aok Am” (Aok + Am) artinya “ya” atau “Yok+Am” yang kemudian disingkat menjadi “Yum” artinya “ayo”. Adalagi kata-kata “sembarang hari+M“ oleh masyarakat Melawi dan Ketapang penyebutannya menjadi “Mbarang Arim” atau “sembarang ari am”.

Hehehe inilah sedikit pengetahuan yang saya bisa tulis di sini. Kebetulan saya pernah tinggal di beberapa daerah ini sehingga sedikit tahu mengenai bahasa daerah masyarakatnya. Semoga artikel ini bermanfaat.

Oh ya pesannya kita boleh saja mencintai bahasa daerah bahkan harus dicintai, namun jangan sampai lupa ketika kita berada di luar usahakan menggunakan bahasa Indonesia, karena kita adalah warga negara Indonesia. Tidak masalah menggunakan bahasa daerah asalkan berada di antara orang-orang satu daerah. Supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline