Lihat ke Halaman Asli

Ali Anshori

Ali anshori

Stop Premanisme Terhadap Wartawan

Diperbarui: 24 Oktober 2015   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin wartawan Harian Tribun Pontianak yang bertugas di Ketapang, Kalimantan Barat, atas nama Subandi, dipukul oleh preman bernama Udin saat ngetik hasil peliputan di sebuah warung kopi di kota itu. Pemukulan tersebut diduga karena pemberitaan mengenai proyek sumur pantek dinas Pertanian dan Peternakan Ketapang di Desa Sungai Bakau Kecamatan Matan Hilir Selatan yang dibuat oleh Subandi sebelumnya.

Subandi memberitakan proyek tersebut karena dikeluhkan oleh warga. Namun saat hendak dikonfirmasi kepada pihak distankanak justru marah. Dan beberapa saat kemudian ada preman yang diduga utusan pegawai dinas tadi mencari Subandi kemudian menampar dan meninju Subandi.

Ini merupakan kasus kekerasan terhadap wartawan yang kesekian kalinya. Pihak yang merasa dirugikan akan melakukan tekanan, ancaman bahkan sampai tindak kekerasan, tak sedikit pula wartawan yang kemudian dibunuh oleh oknum yang merasa dirugikan. Namun sejauh ini penanganan kasus kekerasan terhadap wartawan sepertinya tidak pernah ditindaklanjuti. Semuanya hilang tak tau kemana rimbanya.

Saya yang kebetulan bekerja sebagai seorang wartawan di Harian Tribun Pontianak sering mengalami tindakan tidak menyenangkan saat menjalankan tugas sebagai wartawan, meskipun tidak sampai mengalami tindakan kekerasan seperti yang terjadi pada Subandi. Namun sebagai jurnalis tentu saya merasakan apa yang dirasakan oleh Subandi. Mungkin bukan hanya dia yang tertekan melainkan juga orang-orang terdekatnya, terutama istri Subandi.

Pembelaan terhadap pekerja jurnalis selama ini memang teramat lemah, padahal wartawan hanyalah penyambung lidah dan penyampai aspirasi masyarakat. Wartawan hanya ingin merubah keadaan yang tidak baik menjadi lebih baik melalui tulisannya, wartawan hanya menyampaikan informasi kepada publik terhadap hal-hal yang belum mereka ketahui, wartawan hanya ingin masyarakat luas memiliki wawasan dan pengetahuan. Terlepas dari adanya oknum yang ingin memanfaatkan profesinya untuk kepentingan tertentu.

Namun demikian, mereka tidak paham, yang mereka tahu wartawan dianggap telah melakukan kesalahan karena telah membuat berita yang merugikan. Mereka menganggap wartawan telah menjadi penghalang usahanya untuk mencari keuntungan (korupsi), wartawan dianggap menjadi penghulu pintu masuk bagi aparat hukum. Wartawan hanya dianggap sebagai momok yang bisa membuka aib kebusukannya. Namun bagi mereka yang paham, wartawan adalah pahlawan, wartawan adalah kawan, wartawan adalah penyambung aspirasi, wartawan adalah orang yang punya peduli, bukan sekedar mencari berita sensasi atau karena tuntutan profesi.

Wartawan memang bisa mengangkat harkat dan martabat seseorang, bisa menjadi motivator, bisa menjadi inspirator, namun wartawan juga bisa menjatuhkan seseorang yang terkemuka menjadi tercela. Namun sejatinya, pekerjaan wartawan adalah mulia, meski tidak sedikit masyarakat yang men-capnya dengan hina. Semoga tidak ada lagi kekerasan yang terjadi terhadap wartawan. Save Jurnalis.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline