Alia Amalia (1407622045)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta
"Era pemanasan global telah berakhir. Era pendidihan global telah tiba," begitulah yang diumumkan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres pada 27 Juli 2023, ketika dipastikan bahwa Juli 2023 menjadi bulan terpanas dalam 120.000 tahun terakhir. Hal ini berdasarkan data resmi yang dirilis oleh World Meteorological Organization (WMO) and the European Commission's Copernicus Climate Change Service mengonfirmasi bahwa Juli 2023 ditetapkan sebagai bulan terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah umat manusia.
Selain suhu yang tinggi, kita juga telah menyaksikan dampak pemanasan global yang terwujud dalam pemberitaan selama beberapa bulan terakhir: kekeringan yang semakin intensif dan parah, kebakaran hutan yang meluas terjadi lebih awal dan di luar musim, dan kita dengan cepat mendekati musim panas pertama tanpa es di Samudra Arktik.
Menurut WMO, rekor suhu pada bulan Juli tidak mungkin terjadi hanya sekali. Organisasi tersebut memperkirakan bahwa ada kemungkinan sebesar 98% bahwa setidaknya satu dari lima tahun mendatang akan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat.
WMO juga memberikan peringatan dengan kemungkinan sebesar 66% bahwa, paling tidak dalam satu dari lima tahun mendatang, suhu global akan sementara waktu melebihi ambang batas 1,5 C di atas tingkat pra-industri. Hal ini menjadi batas penting karena berada di atas ambang batas yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris.
Lalu apa itu Istilah Global Boiling ?
Global boiling merupakan istilah yang menggambarkan dampak yang sangat buruk dan cepat dari Global Warning (pemanasan global). Ketika suhu bumi naik, kita tidak hanya mengalami pemanasan biasa, tapi juga 'mendidih'. Menandakan adanya cuaca yang sangat ekstrem, air laut yang naik, dan perubahan lingkungan penting yang terjadi dengan cepat. Ekspresi ini dibuat untuk menyoroti betapa pentingnya situasinya.
Penyebab Global Boiling
Sama seperti global warming, global Boiling terjadi karena aktivitas manusia yang berkontribusi pada peningkatan gas rumah kaca di atmosfer. Aktivitas industri, pembakaran bahan bakar fosil (seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam), deforestasi, serta praktek pertanian yang tidak berkelanjutan, semuanya menyebabkan pelepasan karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya ke atmosfer.
Peningkatan gas-gas ini menciptakan efek rumah kaca yang mempertahankan panas matahari di atmosfer, menyebabkan suhu global naik secara bertahap. Sehingga menyebabkan perubahan iklim yang cepat dan ekstrem, yang kita saksikan dalam bentuk cuaca yang lebih ekstrem, kenaikan permukaan air laut, dan perubahan lingkungan lainnya. Jadi, aktivitas manusia berperan penting dalam menyebabkan fenomena Global Boiling yang kita alami saat ini.
Efek dari Global Boiling
Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan yang semakin meluas menjadi salah satu dampak utama global boilling. Kondisi panas dan kekeringan yang ekstrim menciptakan lingkungan yang rentan terhadap kebakaran. Yang mengarah pada kerugian besar dalam keanekaragaman hayati, kerusakan lingkungan, dan pelepasan besar karbon ke atmosfer.