Lihat ke Halaman Asli

Tiga Anak Kembar

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada suatu jaman dahulu, tinggalah tiga anak kembar dan miskin bernama lulu, lala dan lola. Dari ketiga anak tersebut memang kembar namun dari nama tersebut menunjukan bagaimana perilaku mereka. Antara lulu, lala dan lola adik mereka yang bungsu yaitu lola sedikit berbeda dengan kedua saudaranya dia memiliki sedikit keterbelakangan sehingga di panggil lola. Mereka selalau bersama-sama setiap hari lulu berjualan makanan dan adik-adiknya sealalu menemanai dan terkadang mereka saling bantu. Saat dipasar lulu bertemu dengan seorang kakaek yang kelaparan . Kakek tersebut meminta makananan kepada lulu dan salah satu dari mereka memberikannya walaupun dengan sedikit berat hati, karena itu adalah makanan terakhir mereka.

Setelah mereka sampai pada sebuah gubuh yang sudah tua yaitu rumah mereka peninggalan dari ayah dan ibu mereka, tiba-tiba ada sebuah pintu yang diketuk. Salah satu dari mereka yaitu lulu mencoba untuk membuka pintu dan menengok keluar dia tidak melihat atau menemukan sesuatu apapun. Hari sudah mulai gealap mereka sedikit kebingungan karena rasa lapar dan bunyi perut keroncongan mulai mengusik mereka. Hari semakin gelap rasa lapar semakin mereka rasakan, Tiba-tiba terdengarlah suara pintu yang diketuk lagi, kemudian giliran lala yang membuka pintu. Ketika lala membukanya tidak ada siapa-siapa lagi, namun yang ada hanya sebuah keranjang besar dan dia menemukan berbagai macam makanan dan uang yang sangat banyak. Dari uang itu sebagai awal perubahan hidup, mereka membeli rumah dan harta benda. Namun tidak dengan bungsu mereka yang bernama lola dia tetap memilih tinggal di gubuk tua peninggalan orang tua.

Karena kaya, lulu dan lala menjadi sombong. Saat mereka berjalan-jalan mereka bertemu dengan nenek. Nenek itu menasehati mereka agar tidak sombong. Mereka berdua marah dan menghujat nenek tersebut. Mereka berkata, “kita tidak butuh nasehat”!.

Sesampai dirumah mereka terkejut melihat rumah mereka yang telah habis terbakar beserta harta bendanya. Mereka menangis, dan menyesali perbuatanya. setelah kejadian itu, mereka sadar. Bertahun-tahun mereka mencari nenek itu untuk memnita maaf. Setelah hampir putus asa, mereka bertemu nenek dan mereka berjanji untuk tidak sombong lagi dan menjaga adik mereka dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline