Kalamullah . . .
Layang pandang
Sejernih air
Berirama syahdu
Hadirnya fajar
Lahirnya pagi
Menyongsong pergantian hari
Memeluk matahari
Yang terlihat malu menampakkan diri
رب يسير ولا تعسر رب تمم وسهل بالخير
Duh gusti . . .
Mudahkan jalanku
Jangan engkau, mempersulitnya
Untuk mencapai rindhomu
Duh gusti . . .
Engkaulah maha sempurna
Dari yang ada
Duh gusti . . .
Jadikanlah mudah
Dari setiap kebaikkan yang berkah
Kalamullah . . .
Sebutmu yang tak asing untuk menyeru
Ku bermunajad padamu
Memohon agar engkau bimbing
Kejalan rindhomu
Dari situlah
Menjadi jalan utama
Untuk senantiasa berkarya
Di setiap goresan yang tertulis
Merupakan petunjukmu
Dan setiap nafas yang berhembus
Adalah kehendakmu
Jari-jemari seakan menari-nari
Meliuk-liuk bak penari
Kuambil seuntai kertas muqohar
Penuh rama
Penuh rasa
Penuh penghayatan
Yang teriring lagu dan doa
Setiap hiasan kalamullah...
Seakan hanyut dalam bayang
Halusinasi keindahan
Penuh panorama
Kalamullah . . .
Berucap syukur senantiasa menyelimuti
Hati yang bertawakal padamu
Dengan ini
Duh gusti . . .
Kupanjatkan harapku
Penuh asa
Lewat bahasa hati
Bukan melalui bahasa lisan
Yang tak semua dapat diterjemahkan.
Jepara, 15 Mei 2020 M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H