Lihat ke Halaman Asli

Ali

Mahasiswa

Mengeluh Itu adalah Hal yang Wajar

Diperbarui: 11 Oktober 2023   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Unsplash/Icons8

"CAPE CAPE CAPE!!!!"

"PUSING BANGET KERJAAN BANYAK, PENGEN ISTIRAHAT AJA SUSAH!"

Kira-kira seperti itu keluhan orang-orang yang sedang mengalami cape bekerja dan ingin sekali rasanya berhenti. Kalau duit itu gak penting mungkin sudah berhenti dari dulu.
Sayang, banyak orang yang memberikan judge atau tanggapan kurang enak sama mereka yang mengeluh karena kerja. Ada yang bilang lemah, manja, mental tempe dan membandingkan generasi.
Hal ini juga terjadi di sosial media beberapa waktu lalu, banyak sekali adu argumen antar generasi khususnya generasi Z, Millennials dan Baby Boomers terhadap sikap anak zaman sekarang di tempat kerja.
Sangat disayangkan ketika mengeluh malah di olok-olok seolah menjadi orang yang paling lemah dan tidak berdaya di dunia.

Mengeluh itu wajar

Mengeluh adalah respons yang wajar dari ketidakmampuan manusia untuk mengubah situasi dan itu bukan faktor yang memperlemah sikap manusia.
Banyak orang yang tidak bisa melampiaskan emosi mereka, kesal, sedih dan sebagainya. Tidak ada kawan untuk mencurahkan isi hati, kalau pakai AI juga percuma karena gak punya hati.
Akhirnya, mereka hanya bisa mengeluh, berteriak dalam hati mereka dan melampiaskannya sendirian. Depan tembok, di kamar, saat naik motor/mobil.
Tujuannya? Melampiaskan emosi secara positif.
Mengeluh adalah hal yang wajar untuk kamu yang memang benar-benar lelah, cape secara mental atau fisik dan sejenisnya. Hal ini untuk menjaga diri kamu dan menyadarkan diri kamu tentang apa yang kamu lakukan.
Meskipun begitu, jangan pernah menyerah. Mengeluh ada respons yang wajar seperti yang sudah di jelaskan di atas, tapi bukan alat untuk menyerah.

Mengeluh boleh, menyerah jangan

Banyak orang yang mengeluh, tapi sambil menyerah. Seperti mengeluh saat lelah kuliah, akhirnya memilih untuk healing atau istirahat selama satu semester. Padahal, masih semester 1.
Ada lagi yang mengeluh cape kerja dan akhirnya memilih untuk resign. Lucunya kebingungan karena gak punya pemasukan dan bingung mesti ngapain.
Contoh di atas hal yang jangan pernah kamu lakukan saat mengeluh. Karena orang yang mengeluh memang rawan untuk menyerah. Makanya, banyak orang lain yang kesal ketika melihat "si tukang ngeluh".
Karena tukang ngeluh sering memberikan pengaruh buruk kepada orang lain akibat sikap mereka yang sering sekali menyerah.
Karena itu, jangan mengeluh dan berpikir untuk menyerah, tapi mengeluh dan berpikir untuk mengubah keadaan. Keadaan ideal yang kamu mau dan ciptakan situasi itu.
Kamu mengeluh cape kerja dan ingin istirahat, kenapa tidak coba staycation sendirian di hotel saat libur dan nikmati waktu istirahat kamu tanpa notifikasi kerja atau pesan dari bos.
Kamu mengeluh lelah mengerjakan tugas kuliah, coba pikirkan apa yang menyebabkan kamu kecapean mengerjakan tugas, apa karena kamu menunda tugas sehingga menumpuk, atau manajemen waktu kamu yang buruk.
Ingat, silakan mengeluh dan menangis, tapi jangan sekalipun berpikir untuk menyerah. Karena kalau sudah menyerah, maka hidup kamu akan berhenti disana dan tidak akan ada kemajuan lagi dalam hidupmu.
Cukup mengeluh, lampiaskan emosimu dan kembalilah bekerja dan kuliah. Pikirkan perubahan apa atau solusi apa yang harus kamu lakukan untuk menenangkan emosimu dan mengembalikan kesehatan mental dirimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline