Lihat ke Halaman Asli

Ali Muakhir

TERVERIFIKASI

(Penulis Cerita Anak, Content Writer, dan Influencer)

Masjid Mungil Bernuansa Tionghoa Ini Ada di Bandung

Diperbarui: 17 November 2016   16:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

JIKA jalan-jalan ke Kota Bandung dan kebetulan sedang berada di sekitar Jalan Asia-Afrika Bandung, coba sempatkan mengunjungi salah satu bangunan unik di belakang Gedung Merdeka. Tepatnya di Jalan ABC No. 8 Banceuy, Bandung.

Setelah berkunjung ke Gedung Merdeka, saya menlusuri Jalan Cikapundung Timur yang berada di tepat di sebelah kanan Gedung Merdeka. Kemudian ada Cikapundung Riverspot, sebuah taman yang baru beberapa waktu lalu diresmikan dan menjadi salah satu taman yang paling sering digunakan untuk acara-acara festival.

Beberapa meter setelah melewati Cikapundung Riverspot bertemu Jalan ABC lalu menelusuri hingga akan bertemu dengan sebuah gapura bangunan berwarna warna merah berbentuk oval. Bangunan apalagi kalau bukan Masjid Al-Imtizaj. Masjid unik bernuansa oriental yang menjadi salah satu pusat aktivitas Muslim Tionghoa di Bandung.

Jika dilihat sepitas, siapa pun akan mengira itu bangunan klenteng, tempat ibadah umat Kong Hu Cu. Lihat saja atap berbentuk lengkung yang dikenal dengan atap pelana sejajar gavel. Namun, setelah melihat papan nama yang tertera, barulah tersadar jika bangunan tersebut adalah tempat beribadah umat Islam. Masjid Masjid Al-Imtizah.

Gerbang Masjid dari Selasar Dalam Masjid (Foto Kang Alee)

Oriental Style

Setelah melewati gapura, pengunjung akan menemukan selasar kecil, taman, tempat duduk, dan tangga menurun menuju pintu masjid. Sebelum masuk saya menuju tempat wudhu. Ada sebuah pancuran wudhu utama berbentuk cawan yang sangat unik.

Usai berwudhu, saya langsung masuk masjid. Aroma kayu langsung menyeruak karena memang dinding masjid didominasi bahan kayu, termasuk dua tiang besar berwarna merah dengan ornamen warna emas dan kuning yang menjadi penyangga Masjid.

Cawan Tempat Wudhu (Foto Kang Alee)

Dinding di dalam masjid pun tak luput dari warna merah, warna emas, dan warna kuning, termasuk kaligrafi yang menghias. Semua semakin mengentalkan pengaruh budaya oriental pada bangunan masjid.

Masjid Al-Imtizaj memang sangat kental dengan aksen oriental. Mulai dari arsitektur, warna bangunan yang dominan warna kuning, emas, dan merah yang bagi etnis Tionghoa bermakna kemakmuran, hingga hiasan hiasan lampion yang bergelantungan di luar dan dalam masjid.

Mimbar dalam Masjid (Foto Kang Alee)

Lampion Tergantung di Beberapa Bagian Masjid (Foto Kang Alee)

Pembauran Etnis

Masjid Al-Imtizaj dibangun pada masa Gubernur Jawa Barat HR. Nuriana. Masjid dibangun karena kebutuhan tempat ibadah bagi mualaf, khususnya saudara sesama Muslim yang beretnis Tionghoa. Setelah survei beberapa tempat, ternyata yang dirasa paling tepat di lokasi yang ada sekarang, mengingat di sekitar Jalan ABC banyak bermukim dan menjadi tempat interaksi Etnis Tionghoa. Lokasi adalah bekas generator listrik. Kemudian dibentuklah tim arsitek yang kemudian dikomandani oleh Ir. Danny Swardhani MBA. Beliau arsitek Masjid Atta’awun Puncak Bogor yang merupakan salah satu Monumen Kebersamaan Masyarakat Jawa Barat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline