Lihat ke Halaman Asli

Ali Muakhir

TERVERIFIKASI

(Penulis Cerita Anak, Content Writer, dan Influencer)

Menikmati Arus Balik

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

140807074883084935

Menikmati Arus Balik

[caption id="attachment_352994" align="aligncenter" width="500" caption="Wiiih, ada yang bawa barang bawaan nggak kalah saat mudik"][/caption]

Sejak merantau di Bandung, tradisi mudik tiap lebaran memang menjadi agenda wajib. Dahulu, waktu masih bujangan, mudik gampang saja, tinggal telefon travel atau bergelantungan di bus semua lancar. Begitu pun saat balik, semua gampang karena masih bujangan.

Sekarang, dengan tiga anak yang masih kecil-kecil perlu strategi yang jitu. Semua dipersiapkan dengan matang. Meleset sedikit saja, anak-anak pasti rewel dan tidak bisa menikmati mudik atau arus balik.

Seperti lebaran-lebaran sebelumnya, mudik dari Bandung menuju Tegal biasanya ditempuh dalam waktu yang relatif normal jadi tidak perlu strategi khusus. Asal semua barang bawaan ditata dengan baik di mobil, anak-anak bisa duduk nyaman, semua lancar.

Masalah timbul justru pada saat arus balik. Lebaran sebelum-sebelumnya bisa memakan waktu 9-15 jam. Pasti akan menjadi masalah besar bagi anak-anak. Oleh karena itu, sebelum balik ke Bandung kemarin saya dan istri benar-benar menyiapkan dengan baik. Kami ingin, anak-anak menikmati arus balik dengan nyaman.

Kami sengaja melajukan mobil dengan kecepatan sedang dan pada beberapa titik berhenti untuk istirahat sekaligus menggali pengetahuan.

Satu jam perjalanan pertama, menjelang masuk Tol Pejagan-Palimanan kami berhenti di deretan kios penjual oleh-oleh khas Kota Brebes. Ada bawang, telor asin, gerabah, dan jajanan kering lainnya. Istri kebetulan akan beli oleh-oleh untuk tetangga sekitar.

Saat itulah saya menjelaskan kepada anak-anak tentang potensi yang dimiliki Kota Brebes. Tentang bawang merah yang ditanam petani-petani bawah merah di Brebes. Tentang telor asin yang diproduksi para peternak bebek. Tentang gerabah seperti poci, celengan, dan makanan-makanan kecil lainnya.

Berbagai pertanyaan pun meluncur dari anak saya yang terkecil, yang tahun ini baru masuk sekolah dasar. Dia baru tahu kalau telor bebek itu warnanya biru muda.

“Dari perut sudah asin?” tanya dia beberapa saat setelah belajar membedakan mana telor asin yang direbus, dibakar, dan diasap.

Saya tersenyum, “Tidak Sayang. Itu yang membuat pengrajin telor asin,” kata saya. “Kapan-kapan kita lihat cara membuat telor asin, ya,” lanjut saya kemudian sebelum melanjutkan perjalanan karena si Bunda telah selesai membeli oleh-oleh.

[caption id="attachment_352997" align="aligncenter" width="500" caption="Masuk Jalan Tol Pejagan-Palimanan "]

1408070985363315510

[/caption]

Seperti yang telah diperkirakan, waktu tempuh selanjutnya lebih banyak dihabiskan di tol Pejagan-Palimanan. Kendaraan dari arah Jawa Tengah menuju Bandung, Jakarta, Sumatra, dan daerah barat semua bertemu di tol ini.

Keluar dari pintu tol Palimanan Kota Cirebon, jalur pun dibelokan ke arah kiri, Jalan Jamblang. Jalan Jamblang ini terkenal dengan wisata kulinernya. Akhirnya, kami mencari salah satu rumah makan jamblang yang ada di sana.

Pilihan jatuh pada salah satu rumah makan yang menyediakan banyak menu. Ada nasi jamblang, nasi lengko, empal gentong, dan empal sapi yang menjadi makanan khas Kota Cirebon.

Kami berlima memilih semua menu yang ditawarkan. Bukan karena lapar, lebih karena supaya saya dan istri bisa menjelaskan semua makanan khas Kota Cirebon yang disediakan rumah makan tersebut.

Alhasil, anak-anak takjub dengan makanan-makanan tersebut. Mereka juga takjub dengan penamaan makanan-makanan tersebut. Setiap pertanyaan yang meluncur dan saya atau istri saya tidak bisa menjawab, langsung ditanyakan kepada pemilik rumah makan, sehingga anak-anak puas menerima jawaban.

Setelah makan, anak-anak diperbolehkan membungkus makanan yang diinginkan. Si Sulung memilih nasi jamblang, sementara dua princess saya memilih membungkus empal gentong yang nanti bisa dipanaskan di rumah.

Mumpung di Kota Cirebon, saya mengajak anak-anak menuju Masjid Tertua di Kota Cirebon untuk shalat dhuhur. Daripada mengikuti arus yang dialihkan dan kelihatannya macet luar biasa, saya mencari jalur alternatif menuju Masjid Tertua.

[caption id="attachment_352999" align="aligncenter" width="559" caption="Gerbang Masjid Cipta Rasa yang agak mistis"]

1408071087275616139

[/caption]

Benar saja, tidak berapa jauh, kami tiba juga di salah satu masjid tertua di Kota Cirebon, yaitu Masjid Sang Cipta Rasa. Terletak di Jalan Keraton Kasepuhan No. 43, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Persis berada di sebelah barat alun-alun Keraton Kasepuhan. Sekali lagi, banyak pelajaran didapat di sana.

Setelah cukup beristirahat kami pun melanjutkan perjalanan. Ternyata dari masjid tua ada jalur sepi untuk melanjutkan perjalanan ke Bandung. Kami memilih jalur tersebut. Jalur tersebut benar-benar tidak ada hambatan hingga tiba di Bandung.

Anak-anak pun sepertinya sangat menikmati perjalanannya. Sesekali mereka main kartu tebak kata, sesekali ikut menyanyi saat diperdengarkan lagu-lagu dari CD yang dibawa, sesekali mengomentari para pemudik yang menggunakan motor yang terkadang cukup membahayakan.

Oh iya, ada yang cukup menggelitik saat anak-anak diperdengarkan lagu-lagu jadul –saya kebetulan membawa CD tembang-tembang lawas milik Koes Plus, Good Bless, Iwan Fals, dan tembang-tembang lainnya.

Entah mengapa, anak kedua saya, yang masih kelas tiga SD tertawa terbahak-bahak saat mendengarkan salah satu syair lagu Koes Plus yang berjudul “Kolam Susu”.

Bukan lautan hanya kolam susu

Kail dan jalan cukup menghidupimu

Tiada badai tiada topan kau temui

Ikan dan udang menghampiri dirimu

Sepanjang jalan terus terusan menyayikan bait tersebut hingga tiba di rumah. Entah apa yang ada di benaknya. Mungkin membayangkan kolam yang isinya air susu membuatnya senang, hehe. Benar-benar arus balik yang menyenangkan. ***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline