Lihat ke Halaman Asli

Al Husnati Janah

Mahasiswi Prodi Akuntansi Syariah FEBI UIN Sutha Jambi

Sejarah Akuntansi Syariah dan Kontroversinya

Diperbarui: 8 September 2020   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Nama saya Al Husnati Janah, NIM: 503180042, meruapakan seorang mahasiswi semester 5 jurusan Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha SAifuddin Jambi. Alhamdulillah, Jurusan Akuntansi Syariah UIN STS Jambi telah terakreditasi Baik oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Pada artikel ini saya akan membahas tentang sejarah Akuntansi Syaria yang dimulai dari zaman Nabi Muhammad SAW. Saya juga akan membahas sedikit mengenai kontroversi yang ada dalam sejarah akuntansi.

Di masa peradaban dan kemajuan tekhnologi seperti sekarang ini, segala kegiatan yang meliputi pencatatan, peringkasan, dan pelaporan keuangan sudah menjadi bagian dari proses transaksi. Akuntansi telah mengalami metamorfosa yang panjang mengikuti perkembangan zaman. Tidak ada bukti catatan yang relevan untuk menunjukkan kapan akuntansi mulai muncul dan dipraktikkan. Namun, perkiraan bahwa akuntansi sudah ada sejak jaman pra masehi. Sebelum munculnya pemerintahan Islam pada zaman Rasulullah SAW., peradaban ilmu pengetahuan dunia didominasi oleh dua bangsa besar yaitu Romawi dan Persia. Kedua bangsa ini memiliki wilayah kekuasaan yang luas, bangsa Romawi menguasai wilayah di bagian barat dan bangsa Persia menguasai wilayah di bagian timur.

Dalam sejarah ilmu pengetahuan barat, akuntansi pertama kali dirumuskan oleh Luca Pacioli (1494) di Italia, hal inilah yang menjadi sebuah lontroversi dalam sejarah akuntansi dikarenakan banyak penemuan yang mengatakan bahwa akuntansi sudah ada sebelum ditemukan oleh Luca Pacioli. Akuntansi berasal dari bahasa inggris yaitu "to account" yang artinya menghitung atau mempertanggungjawabkan sesuatu yang ada kaitannya dengan pengelola bidang keuangan dari suatu perusahaan kepada pemiliknya atas kepercayaan yang telah diberikan kepada pengelola tersebut untuk menjalankan kegiatan perusahaan (Sujarweni:2017).

Menurut Muamar khadafi, dkk (2016), penelitian yang dilakukan oleh Littleton (1961), menyatakan bahwa jauh sebelum Luca Pacioli menemukan sistem double entry, ada seorang Italia lainnya yang telah menemukan Double entry terlenih dahulu yakni Benedetto Cortugli (1458) akan tetapi bukunya terbit setelah 89 tahun buku Pacioli terbit. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa transformasi ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang terjadi pada bangsa arab menarik banyak perhatian ilmuan bangsa eropa yang menyebabkan banyaknya ilmuan eropa melakukan perjalanan ilmiah ke Timur Tengah. Islam telah mencapai masa kejayaan di bidang ilmu penegtahuan jauh sebelum terbitnya buku Pacioli pada akhur abad ke-13. Dari fakta-fakta tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi bukanlah hasil pemikiran barat melainkan hasil pemikiran para ilmuan muslim dan telah dipraktikan dalam berdagang ke negara-negara eropa. Kegiatan berdagang yang dilakukan oleh para cendikiawan muslim masa itu bukan hanya sekedar mencari keuntungan, melainkan sebagai bentuk kegiatan syiar agam dan ilmu yang mereka miliki.

Akuntansi menjadi tidak asing lagi dikalangan umat Islam ketika turunnya Al-Qur'an yaitu pada tahun 610 M dan surat Al-Baqarah ayat 282 yang menjadi dalil dasar akuntansi. Adapun arti dari Surah Al-Baqarah ayat 282 yakni: 

"Hai orang-orang yang beriman apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya."

Dapat dilihat perbandingan antara akuntansi yang umat islam kenal sekitar 800 tahun lebih dulu daripada akuntansi yang bangsa eropa kenal setelah penemuan buku Pacioli. Membahas mengenai akuntansi syariah, maka kita akan menilik sejarah akuntansi dikalangan orang arab sebelum Rasulullah SAW., menjadi pemimpin pemerintahan. Pada zaman Romawi dan Persia sebagian wilayah Timur Tengah (Semenanjung Arab) berada dalam jajahan kedua bangsa tersebut.

Pada saat itu, para pedagang arab telah menggunakan akuntansi sebagai bentuk perhitungan barang dagangan sejak mulai berdagang sanpai kembali lagi ke negeri asalnya. Para pedagang arab yang berpindah tempat menggunakan perhitungan perubahan asset dan untung-rugi, sedangkan para pedagang arab yang menetap disuatu wilayah telah menggunakan pencatatan transaksi atas utang-piutang mereka. Akan tetapi, system pencatatan dan pembukuan yang dipakai oleh bangsa arab pada saat itu masih mengandung unsur riba. Perhatian dan fokus besar yang dimiliki bangsa arab terhadap dunia perdagangan inilah yang menjadi cikal bakal munculnya system akuntansi yang sesuai dengan syariat Islam.

a. Perkembangan Akuntansi syariah pada zaman Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur Rasyidin.

Awal mula Rasulullah SAW. Sebagai pemimpin pemerintahan, beliau mulai membersihkan praktek transaksi keuangan dari unsur riba, monopoli, penipuan, dan segala usaha yang mengambil keuntungan dari orang lain secara bathil. Perkembangan praktik akuntansi pada jaman RAsulullah SAW. Dapat dilihat dari terbentuknya Baitulmaal (Sekitar abad ke-7) yang berfungsi untuk menampung dan mengelola seluruh penerimaan negara, baik itu berupa zakat, wakaf, 'Ushr, Jizyah, dan Kharaj walaupun system pencatatan dan pengelolaannya masih sangat sederhana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline