Gantungkanlah cita-cita setinggi langit. Agar jika engkau terjatuh, kau jatuh di antara bintang-bintang.
Saya yakin pembaca kenal dengan pernyataan yang pernah disampaikan oleh Bung Karno tersebut. Kalimat yang indah dan menggugah siapapun untuk berani bermimpi setinggi langit. Bermimpi besar. Tidak takut untuk mencanangkan tujuan-tujuan besar. Pencapaian-pencapaian yang luar biasa hebat. Dengan demikian, diharapkan para pemimpi ini memiliki tekad baja dan daya juang yang tinggi.
Tetapi, mengapa kita harus bermimpi besar? Apa maksud dari ungkapan "Agar jika engkau jatuh, kau jatuh di antara bintang-bintang"? Bagaimana dampak yang akan terjadi jika mimpi besar itu tidak terwujud?
Di sisi lain, banyak orang hebat yang menghasilkan karya besar (setidaknya bagi sebagian besar orang menganggap demikian), tetapi merasa dirinya masih merasa hampa. Mengapa yang demikian itu dapat terjadi? Izinkanlah penulis menyampaikannya secara runtut untuk mempermudah penjelasan.
Mimpi Besar
Dikatakan mimpi karena masih sebatas keinginan dalam angan. Jika diupayakan dengan sungguh-sungguh sehingga terealisasi dalam kehidupan, maka selanjutnya disebut dengan "mimpi yang menjadi kenyataan". Keterangan "besar" berarti menunjukkan bahwa keinginan yang dimiliki itu mengandung konsekuensi yang juga besar. Menuntut seseorang untuk lebih bekerja keras, lebih cerdas untuk menemukan solusi masalah, lebih banyak bersabar atau gigih, dan lebih ikhlas terhadap apapun hasil yang didapat. Selain mengundang konsekuensi yang besar, mimpi besar juga memberikan dampak yang besar bin luas terhadap orang lain.
Bayangkan jika kamu bermimpi menjadi guru. Dampak dari keberadaanmu sebagai guru di sekolah ialah terbatas pada lingkup beberapa kelas yang diajar. Sekarang bandingkan jika kamu bermimpi menjadi kepala sekolah, kepala Dinas Pendidikan, atau bahkan Menteri Pendidikan. Sudah terbayang kan, konsekuensi dampak dari mimpi yang mau kamu wujudkan?
Nah, sudah jelas kalau kita bermimpi besar, maka harus bersiap untuk menghadapi tantangan yang juga besar. Mempersiapkan mindset yang senantiasa berkembang sekaligus memiliki daya juang tinggi. But, why? Mengapa setelah kita tahu kalau untuk mewujudkan mimpi besar itu susah, kita tetap harus memilikinya? Merealisasikannya.
Misi Manusia Sejak Awal Sudah Besar
Sebelum bicara tentang "awal", kita bisa tilik sejarah perjalanan Bung Karno menadi orang nomor satu di Indonesia (as a president of Republic of Indonesia). Bisa dikatakan, masa pendidikan Bung Karno selama tinggal di rumah kos milik HOS Tjokroaminoto menjadi faktor penting yang membuatnya masuk dalam lingkaran pergerakan perjuangan kemerdekaan RI. Pergerakan yang lebih dulu dilakukan oleh HOS Tjokroaminoto serta interaksi dengan sesama anak kos seperti Musso, Kartosuwiryo, dsb sedikit banyak memberikan gambaran kepada Bung Karno tentang langkah yang harus diambil sebagai kontribusi perjuangan.
Bayangkan jika Bung Karno tidak pernah mengerti tentang hal-hal seputar kebangsaan, penjajahan, kemerdekaan, revolusi, idealisme, dan agama atau spiritual. Tentu Bung Karno tidak akan menyeburkan diri ke dalam medan juang merebut kemerdekaan bangsa Indonesia. Barangkali ia tidak dikenal sebagai Bapak Proklamator atau salah satu Founding Fathers Indonesia. Melainkan sebagai seorang bangsawasan yang menjadi pejabat daerah atau pedagang besar di daerah asalnya.