Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor pertanian yang memiliki peran besar dalam perkembangan pertanian di Indonesia. Potensi hasil dari subsektor perkebunan sangat dibutuhkan oleh industri pengolahan sebagai bahan baku produk. Salah satu komoditas subsektor perkebunan yang memiliki peran strategis adalah tebu. Dikatakan memiliki peran strategis karena tebu merupakan bahan baku pembuatan gula pasir, sedangkan gula pasir sendiri merupakan salah satu komoditi sembilan bahan pokok (sembako) bagi masyarakat. Dengan demikian, ketersediaan gula pasir di pasar sangat tergantung pada jumlah bahan bakunya, yaitu tebu.
Tebu adalah tanaman tahunan yang bisa dibudidayakan pada wilayah tropis. Di Indonesia, batang tanaman tebu banyak dimanfaatkan untuk industri pengolahan gula pasir. Meskipun di beberapa negara lain, pemanfaatan tebu tidak hanya sebatas pengolahan gula pasir tetapi sudah berkembang menjadi alternatif bahan baku pembuatan bio-ethanol selain tanaman jagung dan singkong.
Penebangan tebu pada dasarnya sama dengan prinsip panen tanaman lainnya, yaitu memilih tebu yang masak untuk ditebang terlebih dahulu, dengan asumsi bahwa tebu yang masak akan diperoleh rendemen yang tinggi
Dalam proses tebangan atau panen hal yang harus diperhatikan adalah kriteria panen tanaman tebu, adapun kriteria panen tanaman tebu yaitu manis,bersih,dan segar.
Manis dapat dilakukan dengan memanen tebu pada umur minimal 10 bulan dan maksimal 14 bulan sesuai kemasakan tebu.
Bersih dapat dilakukan dengan cara hasil tebangan tebu yang akan di- giling harus bersih dari kotoran-kotoran berupa daun kering dan hijau, pucuk tebu, tebu muda (sogolan) .
Segar dapat diperoleh dengan cara hasil tebangan tebu berwarna hijau atau tidak terbakar. Waktu tunda sejak tebu ditebang sampai digiling maksimal 48 jam di kebun dan di pabrik gula dengan sistem first in first out (FIFO). Apabila tebu yang ditebang tidak langsung digilingkan maka akan berpotensi menurunkan nilai rendemen tebu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H