Manusia sebagai makhluk sosial tentunya memerlukan orang lain untuk hidup di dunia ini. Kita memerlukan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Kita bersosialisasi, membutuhkan pertolongan, bahkan sampai menemani seumur hidup pun kita memerlukan orang lain. Kita tidak bisa hidup di dunia tanpa orang lain dan memang demikian kenyataannya. Setiap individu memiliki hak-hak yang harus ditunaikan entah itu diri sendiri maupun orang lain. Sudah seharusnya kita juga memerhatikan hak-hak orang lain. Jangan sampai kita tidak memberikan hak atau bahkan menghilangkan hak tersebut. Orang lain memiliki hak untuk dihormati, dihargai, dan disayangi. Kita pun harus percaya dengan hukum alam timbal balik. Jika kita ingin diperlakukan dengan baik, maka kita pun harus berbuat baik kepada orang lain. Jangan sampai kita hanya memikirkan diri kita sendiri. Jangan sampai kita memperlakukan orang lain dengan semena-mena.
Eksistensi kita di dunia ini diantaranya untuk beribadah kepada Tuhan dan memberikan manfaat kepada orang lain dan bukan malah menyusahkan atau bahkan sampai menyengsarakan orang lain. Segala perbuatan kita baik secara verbal maupun non verbal harus menjunjung tinggi martabat orang lain. Akan tetapi, di realita kehidupan sebenarnya masih banyak kita temukan kasus atau kejadian yang merendahkan orang lain. Belakangan ini kita mengetahui tentang kejadian seorang tokoh agama yang cukup terkemuka melayangkan kata-kata yang kurang pantas kepada seorang penjual es teh saat pengajian di salah satu kota. Tentu ini terdengar miris mengingat pelaku merupakan salah satu figur yang cukup memiliki pengaruh di masyarakat. Ditakutkan hal ini akan dinormalisasi oleh masyarakat.
Memanusiakan manusia sebenarnya mudah untuk dilakukan, tetapi masih banyak yang menyepelekan hal tersebut. Memanusiakan manusia bisa dimulai dari hal-hal kecil. Dengan kita menghormati orang lain, menghargai orang lain itupun juga bisa dikatakan memanusiakan manusia. Karena pada dasarnya memanusiakan manusia adalah menyetarakan antara satu individu dengan individu lainnya, baik itu hak maupun kedudukan. Maka dari itu, sudah semestinya kita tidak membeda-bedakan orang karena kedudukan kita sebagai manusia biasa sejatinya sama di hadapan Tuhan. Untuk apa kita memanusiakan manusia? Toh orang lain belum tentu juga mau baik sama kita? Mungkin pemikiran seperti itu masih sering terlintas di kepala kita, akan tetapi perlu diingat bahwa sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat bagi orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H