Peran Visual Pada Design Dalam Mempengaruhi Psikologi Manusia
Pernahkah kalian melihat sebuah poster makanan kemudian kalian menjadi lapar dan tergiur ingin mencoba setelah melihat poster tersebut, padahal sebelumnya kalian tidak lapar? Atau mungkin kalian pernah melihat sebuah poster produk secara singkat, tapi kalian langsung tau kalau produk yang ditawarkan pada poster tersebut merupakan produk yang mahal tanpa membaca keterangan dari produk tersebut? Itu semua merupakan pengaruh dari bentuk visual pada sebuah design yang mempengaruhi dan membentuk sebuah persepsi kepada audience atau orang yang melihatnya. Design Visual merupakan sebuah disiplin ilmu yang mempelajari beberapa konsep ilmu komunikasi yang diaplikasikan melalui visual dan elemen-elemen seperti warna, typografi, dan gambar. Visual pada design jugalah yang bertanggung jawab dalam membuat sebuah tampilan menjadi memiliki estetika dan komunikatif. Oleh karena itu untuk membentuk visual pada sebuah design atau karya, sangatlah penting untuk memahami tentang apa yang akan disampaikan, bagaimana suasananya, kepada siapa design ini akan disampaikan, respon apa yang diharapkan dari target audience kita, dan sebagainya. Setelah memiliki gambaran terkait pentingnya pembentukan visual yang sesuai, mari kita bahas kira-kira aspek apa saja yang bisa mempengaruhi psikologi manusia dalam melihat sebuah design.
HIERARCHY DESIGN
Simpelnya, hierarki design merupakan cara kita mengatur elemen-elemen pada sebuah karya design yang berguna untuk mengarahkan perhatian atau fokus dari audiennce kita. Misalnya kita ingin audience itu melihat judulnya terlebih dahulu, kemudian sub judul, lalu pesan utama, kemudian logo-logo yang ada. Maka kita bisa memperhatikan pemilihan ukuran pada visual teks / elemen yang kita gunakan. Mulai penggunaan paling besar untuk judul, kemudian sedikit lebih kecil untuk sub judul, dan lebih kecil lagi (tapi tetap menyesuaikan) untuk body text atau pesan utama yang ingin disampaikan. Untuk peletakan logo-logo, walaupun terkadang berada paling atas (di atas judul), tetapi karena ukurannya yang kecil dibandingkan dengan elemen yang lain, biasanya ini membuat perhatian audience terhadap logo-logo tersebut akan berada diakhir setelah mereka melihat keseluruhan elemen yang lain. Nah selain ukuran dari penggunaan elemen, ada beberapa prinsip lain yang dapat membantu untuk menciptakan visual hieararchy yang baik, seperti pemilihan warna, intensitas warna, penempatan elemen, tipografi, white space, simetri atau tidak, dan sebagainya.
PEMILIHAN WARNA
Tahukah kalian kalau setiap warna itu memiliki sifat dan emosional nya sendiri bagi siapa yang melihatnya? Hal ini bahkan sudah ada penelitiannya dan menjadi bagian penting dalam ilmu psikologi warna. Warna juga bisa menjadi identitas khas bagi sebuah brand yang sudah besar. Sebagai contoh jika kalian dari jauh melihat ada papan besar berwarna merah, biru, dan kuning di jalan, saya yakin anda akan langsung tahu kalau akan ada indomaret di depan nanti. Walaupun tanpa adanya tulisan "Indomaret" sekalipun, anda akan tetap tahu kalau itu milik indomaret, hal ini terjadi karena ketiga warna tersebut sudah menjadi brand identity dari Indomaret itu sendiri dan kita juga sering melihatnya di kehidupan sehari-hari. Kembali pada psikologi warna, tiap warna memiliki makna nya masing-masing. Seperti Merah (keberanian, kekuatan), Biru (profesionalisme, kepercayaan), Kuning (optimisme, ceria), Hijau (ketenangan, kesegaran), Ungu (kemewahan, misteri, kreativitas), Putih (kesucian, bersih, kebenaran), Hitam (kekuatan, misteri, keseriusan), dan sebagainya. Karena tiap-tiap warna sudah memiliki ciri dan makna nya tersendiri, oleh karena itu kita tidak bisa asal memilih warn untuk diaplikasikan ke dalam design kita. Sebagai contoh ketika kita ingin membuat sebuah poster yang berisikan sebuah larangan, gunakanlah warna merah dibandingkan dengan kuning, karena warna merah sudah identik dengan sifat larangan di kehidupan sehari-hari (lampu merah, dilarang parkir, dilarang putar balik). Sedangkan warna kuning memilki sifat kewaspadaan (jalan licin, tikungan tajam, banyak tikungan). Gunakanlah warna merah dan kuning ketika kita ingin membuat design tentang makanan, dan hindari warna biru yang dominan. Ini karena warna merah merupakan warna yang paling menarik perhatian dan juga dikenal dapat meningkatkan nafsu makan, warma kuning dapat membuat produk lebih terlihat dan menciptakan perasaan positif yang dapat membuat konsumen merasa lebih bahagia ketika melihat produk makanan yang ditampilkan. Kenapa menghindari penggunaan warna biru? Ini karena warna biru cenderung memiliki sifat yang menenangkan dan berpotensi menurunkan nafsu makan, hal ini bisa terjadi karena jarang ditemukan warna biru pada makanan alami sehingga otak kita tidak bisa mengkaitkannya dengan makanan. Pada pendahuluan diatas disebutkan kita bisa menilai sesuatu itu mahal tanpa melihat keterangan yang ada, ini bisa saja terjadi karena adanya penggunaan warna yang memberikan kesan mewah dan elegant didalamnya, seperti warna emas (kekayaan, kemewahan), hitam (elegan, premium) , putih (minimalis, modern), ungu (kekuasaan, royalti), merah tua (kuat, hangat), dan juga navy (kepercayaan, profesional).
PEMILIHAN TYPEFACE DAN FONT
Jika kalian pernah mendengar kata serif, sans serif, script, geometric, handwriting, dan sebagainya, itulah yang dimaksud dengan typeface. Dalam pembuatan design pemilihan typeface juga memiliki peran penting dalam membangun karakteristik dari sebuah design. Sama seperti warna, masing-masing typeface memiliki kesan dan sifatnya masing-masing. Gunakanlah typeface Serif ketika kalian ingin membuat design yang terkesan elegan dan terpercaya, karakter dari typeface ini adalah (memiliki garis kecil di ujung huruf). Gunakanlah typeface Sans Serif ketika ingin design kalian terkesan modern, bersih, sederhana (tidak memiliki garis kecil di ujung huruf). Gunakanlah typeface Script ketika ingin membuat kesan yang elegan, artistik (merniru tulisan tangan dengan halus dan sangat dekoratif). Gunakanlah typeface Display ketika ingin memberikan kesan yang berani, unik, menonjol (sering kali berukuran besar dan menarik perhatian). Pemilihan typeface yang tepat sangat penting ketika kita ingin design kita sesuai dengan tujuan dan konteks yang dinginkan, juga dapat mempengaruhi cara pesan kita diterima dan dipersepsikan oleh audience kita.
KESIMPULAN
Hal-hal diatas tadi memang bisa menjadi panduan kita dalam membuat sebuah karya design, tetapi yang perlu kalian ingat kalau dunia design ini itu kreatif, tidak ada batasan untuk berkreasi. Jika kalian ingin mencoba tidak paten mengikuti panduan seperti di atas itu tidak masalah, karena semua kembali kepada bagaimana kita ketika mengkemas design itu agar tersampaikan dengan baik kepada audience sesuai harapan kita. Saya sering menyampaikan, sebuah design bisa menjadi bagus atau tidak bagus tergantung siapa yang melihat dan bagaimana mereka melihatnya. Jadi, Be Creative! Jangan takut untuk mengeksplorasi seluas-luasnya ketika berkarya.