Lihat ke Halaman Asli

M. ALGHAZALI NAS

Jurnalis Kompas

Tingkatkan Kesehatan Santri, Dosen FKM UMI Lakukan Penyuluhan Gizi Seimbang di Pesantren

Diperbarui: 20 Agustus 2023   16:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar

Indonesia saat ini memiliki tiga beban malnutrisi (triple burden malnutirion), ditandai dengan koeksistensi kekurangan gizi, kelebihan berat badan, dan defisiensi mikronutrien seperti kekurangan zat besi atau anemia. Tiga beban malnutrisi di Indonesia dikaitkan dengan peningkatan perkembangan ekonomi yang pesat disertai dengan meningkatnya ketersediaan pangan, khususnya pangan olahan berlemak dan berkalori tinggi; dan banyak wilayah yang tidak ramah pejalan kaki dan aktivitas. Tiga beban malnutrisi ini sangat rentan terjadi pada remaja.

Input sumber gambar

Pesantren Wihdatul Ulum YW-UMI terletak di Jalan. Malino Km 50 Desa Bonto Kassi Kec.Parangloe, Kabupaten gowa. Memiliki total 275 santri/santriwati dengan jumlah 142 laki-laki dan 133 perempuan (Sumber: profile sekolah). 

Lokasi sekolah yang terletak sekitaran di perbukitan dan terletak dekat dengan kota Bunga Malino yang dikenal sebagai salah satu sumber sayur-mayur dan buah-buahan. Dari lokasi pesantren ini juga cukup mudah untuk mengakses buah-buahan lokal dari pasar ataupun masayarakat seperti pisang, papaya dan mangga.

Berdasarkan observasi yang dilakukan permasalahan yang ditemukan diponpes yaitu masih banyaknya santri/santriwati yang mengalami kekurangan berat badan, dan anemia. Rendahnya kebiasaan atau perilaku gizi seimbang, yang tergambar dari informasi diperoleh bahwa siswi ponpes malas mengkonsumsi tablet tambah darah/zat besi, ada juga bahkan yang tidak tahu tentang tablet zat besi.

kurangnya pengetahuan terkait gizi seimbang menyebabkan kebiasaan makan tinggi karbo (mie, nasi, bakwan gorengan secara bersamaan), kurang konsumsi makanan sumber protein (kurang mengkonsumksi ikan/ daging/ ayam/ telur), kurang konsumsi sayur & buah (sayur dan buah sering tersisa di ponpes), santri/santriwati lebih gemar mengkonsumsi minuman berwarna atau dalam kemasan dan gorengan. 

Baca juga :

Cegah Stunting, Tim Pengabdi UMI Dan dosen UNIMERZ Kolaborasi 

Selain itu, aspek fisik untuk fasilitas olahraga di ponpes wihdatul ulum memiliki lapangan yang luas yang dapat digunakan untuk kegiatan beroalahraga. 

Melihat adanaya fasilitas olahraga, ternyata hal tersebut belum memiliki pengaruh besar pada peningkatan aktivitas fisik remaja. Kegiatan dalam ruangan seperti duduk dan berbincang dengan teman, dan makan di warung lebih menarik minat dan perhatian remaja dalam kesehariannya di ponpes.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline