Hallo sobat kompasiana. Pandemi covid-19 ini menyerang beberapa bidang dalam kehidupan manusia, salah satunya adalah bidang perekonomian. Perekonomian internasional maupun nasional mengalami penurunan atau dapat dikatakan memburuk selama masa pandemi. Hal ini karena beberapa usaha yang dilakukan untuk menekan angka penyebaran covid-19 ternyata jadi memberikan dampak kurang baik terhadap perekonomian.
Salah satu bidang yang terdampak pandemi covid-19 adalah usaha kecil menengah atau yang biasa disebut dengan UMKM. Sebagian besar UMKM mengalami penurunan pendapatan pada masa pandemi covid-19.
Hari Arifin yang kerap dipanggil dengan nama Hari, salah satu pendiri warteg yang diberi nama The Warteg's. Usaha ini mulai dia buka pada bulan Mei 2019.
Sebelumnya pemilik UMKM ini bekerja di kantoran selama 14 tahun di kota Jakarta, Makassar, Medan, Semarang, Solo dan akhirnya pada tahun 2017 kembali ke Yogyakarta. Dan pada akhirnya memutuskan untuk membuka usaha ini pada tahun 2019 karena beranggapan waktu untuk bekerja di kantoran telah selesai.
Awalnya warung ini adalah warung kecil dengan ukuran 4x9 meter dan pada akhirnya bulan Maret tahun 2021 ini Hari mulai berani untuk menambah besar dan luas warung ini. Hal ini untuk menambah kenyamanan pembeli selama makan di warteg ini.
Warteg ini memiliki perbedaan dengan beberapa warteg lainnya. Salah satunya adalah sistem pengambilan makanan dalam warteg. Sistem pengambilan makanan di warteg ini adalah dengan sistem prasmanan, dimana makanan disajikan di salah satu tempat di warteg dan calon konsumen mengambil sendiri makanan yang diinginkan. Hari memutuskan untuk memilih sistem prasmanan karena Hari mengharapkan calon konsumen tidak sungkan untuk memilih dan mengambil sendiri makanan yang diinginkan sesuai dengan porsi yang diinginkan masing-masing dan tetap dengan harga yang sama.
Di masa pandemi ini, usaha The Warteg's ini mengalami penurunan pemasukan sekitar 50%. Hal ini terjadi karena pada dasarnya mayoritas konsumen di warteg ini adalah adalah mahasiswa. Di daerah Yogyakarta memang banyak mahasiswa yang berasal dari daerah lain yang akhirnya memutuskan untuk kost.
Mahasiswa yang memilih untuk kost tersebutlah yang sebagian besar menjadi konsumen dan sumber pendapatan beberapa usaha di Yogyakarta. Demikian juga dengan The Warteg's ini. Namun karena pandemi, sebagian besar mahasiswa sudah kembali ke daerah dan rumah masing-masing sehingga jumlah pembeli di The Warteg's ini pasti mengalami penurunan.
Memang selama masa pandemi, pembeli di The Warteg's ini tetap ada. Namun, karena jumlah pembeli yang menurun drastis pendapatan Hari Arifin juga pasti menurun banyak. Hal ini yang menyebabkan niat awal Hari Arifin untuk membuka cabang harus ditunda terlebih dahulu. Pada awalnya Hari Arifin ingin membuka cabang lain dari The Warteg's, hal ini ditandai dengan penambahan huruf s di akhir nama warteg ini yang berarti jamak.