Lihat ke Halaman Asli

Seven Soldiers yang Nggak Bertujuh

Diperbarui: 5 Desember 2024   21:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kata orang masa SMA adalah masa yang tidak terlupakan. Tapi bagi aku, ada masa lainnya yang dimulai dari sekolah dasar.

Selamat datang di laman media cerita musnika.... berisi potongan hidup aku yang ingin diabadikan dalam bentuk aksaran.

Peristiwa penting yang sayang kalau dilupain begitu saja, apalagi ada cinta pertama didalamnya. Ahaydeu wkwk

Judulnya seven soldiers, yang sebenarnya ngga terdiri atas 7 orang juga... melainkan sekelas. Iya, 6B kelas aku saat SD dulu. Terdiri atas 32 anak dengan karakter yang beragam. Letak geografis sekolah yang berada di Bandung sebelah barat dengan lingkungan yang masih sangat asri menjadikan kami tidak kekurangan sumber permainan.

Pagi hari, sarapan kesukaan kami adalah tahu pegas mamah fitri, THE BEST. Jam istirahat sekolah kami berkumpul di tebing sekolah. Ada kebun singkong, sawah, dan juga dinding bebatuan yang dapat dipanjat.

Suatu ketika, pernah Aroby temanku jatuh tersungkur ke tebing sampai lututnya berdarah. Aku jatuh ke sawah karena lari kebelet pipis. Belum lagi, pematang sawah yang mengalir air jernih ditengahnya menjadi spot kami untuk bercerita dengan seru.

Meskipun, pembahasan ceritanya ngga jauh dari anak kecil puber dan juga guru yang kadang menyebalkan... ssttt jangan bilang-bilang guru kami yahhh (hapunteun yahh bapak ibu guru ku sayang)

TOILET, tempat paling menganehkan dihampir seluruh sekolah. Selalu kotor dan bau, aku anak yang iseng sampai pernah ngunci temanku namanya Aldi di dalam toilet keramat itu. Tapi ngga lama dari momen itu, Aldi malah suka sama aku. BENAR-BENAR KERAMAT.

Ada temanku namanya Annisa, dia sering telat masuk sekolah gara gara suka nonton INBOX acara musik yang tayang di SCTV kalo ngga salah. Dan juga Liyenda yang kalo makan, lahap banget sampai masukin nasinya harus dikepal oleh 5 jari. Hai liyenda, aku sayang kamu.

Beberapa kali setiap pulang sekolah kita masih menghabiskan waktu bareng. Ngerujak atau ngeliwet di rumahku. Bahkan, sampai ngeliwet di rumah Bu Lisna guru bahasa inggris yang super asyik. Beliau masih takut batang cabai rawit ngga yaah?

Ahhh banyak sekali yang ingi disampaikan.. Tapi dari semua ingatan di masa putih merah itu yang aku pelajari saat ini adalah tentang tetap menjalani semua hal dengan hati yang ringan dan ceria. Sebab, mau dipikirkan sekeras apapun tentang hidup ngga akan mengubah apapun. Ya paling Cuma tambah pusing wkwkkw... terus berusaha dan semangatt eaaaaaaaaaaaak....

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline