Lihat ke Halaman Asli

Stasiun Tertua di Solo

Diperbarui: 31 Oktober 2023   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

          Stasiun yang diresmikan tahun 1870 pada zaman kolonial dan merupakan stasiun tertua di Solo.  tersebut memiliki area parkir yang luas. Penggunaan nama Solo Balapan diduga karena tidak jauh dari lokasi stasiun terdapat (pacuan kuda) untuk balapan. Peresmian Stasiun Solo Balapan juga membuka hubungan Semarang -- Solo dengan jalur kereta api. 

          Banyak orang berlalu lalang kesana kemari di dalam peron. Di sebelah pintu jarak jauh terdapat mesin tiket (loket) untuk membeli tiket untuk menuju ke daerah yang dituju. Setelah masuk, di sisi kanan ada kursi empuk untuk orang-orang menunggu kereta datang dan disebelahnya ada papan led jadwal keberangkatan kereta api agar tidak ketinggalan kereta. Dan di ruang tunggu tersebut juga terdapat kipas angin karena didalam peron panas dan juga cuaca saat ini sedang musim kemarau/panas. 

          Di sebelahnya terdapat meja kerja bersama untuk berkumpul mengerjakan tugas atau yang lainya, dan juga terdapat colokan untuk laptop. Ketika berjalan lurus disebelah kanan terdapat restoran yang menjual berbagai makanan dan terdapat juga penjual aksesoris. Selanjutnya menyebrang ke rel yang ada disebelah kiri, terdapat jalur kereta 1,2,3, dan 4. Disana terdapat banyak petunjuk di papan atau petugas penjaga disana untuk tidak salah masuk gerbong kereta, di sebelah kiri terdapat petunjuk toilet dan mushola dan pos kesehatan. 

          Ada banyak tempat menunggu dan colokan, selagi menunggu kereta datang sesekali mencium bau roti yang harumnya kopi. Ketika berjalan lurus di sebelah kiri terdapat tempat bermain anak yang cukup luas untuk bermain. Setelah mendengar suara pengumuman bahwa kereta yang kita tuju akan datang, kita akan disuruh untuk segera masuk ke gerbong kereta. Setelah memasuki gerbong kereta kita akan duduk di kursi nyaman dan empuk. Setelah mendengar bel keberangkatan bahwa kereta akan jalan. Di dalam gerbong kita akan disuguhi pemandangan yang indah dan kita juga dapat melihat orang-orang yang diluar kereta  berlalu lalang menunggu kereta yang dituju datang di stasiun yang kita lewati. Dan di perjalanan kita juga menemui cafe atau minimarket yang berisi makanan ringan dan berat, terdapat juga toilet untuk membuang air kecil. Setelah beberapa lama perjalanan, kita akhirnya sampai di Kota Istimewa Yogyakarta tepatnya di Malioboro.

          Seperti di lagu Didi Kempot "Ning Stasiun Balapan Kuta Solo sing dadi kenangan, Kowe karo aku Naliko ngeterke lungamu" memang Kota Solo banyak akan kenangan yang berharga dan sejarah maka, sempatkan waktu untuk mengunjungi Stasiun Solo Balapan. Stasiun Solo Balapan menjadi aset penting untuk Kota Solo saat ini, kurang afdol jika kita tidak singgah sejenak ke Stasiun Solo Balapan. Marilah kita melihat dan mengingat kenangan manis Kota Solo zaman dahulu lewat Stasiun Solo Balapan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline