Penipuan adalah tindakan seseorang yang melakukan tipu daya muslihat seperti sebuah kebohongan yang dibuat dengan maksud untuk keuntungan pribadi yang dapat merugikan orang lain. Tindakan ini didasari oleh beberapa faktor, seperti di era yang modern ini kebutuhan semakin meningkat dan memaksa seseorang untuk melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan dan tindakan yang melanggar hukum. Selain itu meningkatnya pengangguran, kondisi ekonomi yang kian merosot dan keadaan sosial yang terdapat kesenjangan juga menjadi faktor yang mendasari tindakan penipuan tersebut.
Berkembangnya teknologi menjadikan penipuan yang terjadi kian canggih dan dapat melalui sosial media. Saat beralihnya toko konvensional menjadi toko online ini menjadikan maraknya penipuan di sosial media. Kita cenderung mempercayai akun-akun toko yang sudah memiliki followers yang cukup banyak. Followers yang banyak ini menandakan bahwa akun tersebut sudah cukup terkenal dan dapat dipercaya. Namun sekarang followers yang banyak dari sebuah akun tidak menentukan apakah akun ini akun penipu atau bukan. Saat ini akun-akun penipu dapat dengan mudah membeli followers yang banyak agar terkesan seperti toko yang sudah dipercaya dan sudah dibeli banyak orang.
Seperti kasus yang akan bahas, yaitu kasus penipuan yang dialami oleh seseorang yang kita sebut saja 'L'. Kasus ini berawal pada saat L hendak membeli sebuah pakaian thrift dari sebuah toko di Instagram dengan nama @keylathrift.store. L pertama kali menemukan toko ini melalui Instagram Ads keylathrift.store yang selalu muncul di beranda milik L. Hingga akhirnya L tertarik dan mulai mencari tahu tentang toko ini. Hal yang pertama L lihat saat mengunjungi akun toko ini yaitu followers-nya, dimana followers dari akun ini sudah mencapai 150 ribu followers. Melihat followers-nya yang sudah cukup banyak membuat kepercayaan L pada toko ini semakin meningkat.
L melihat sebuah post yang berisikan price list dari paket pakaian yang toko ini jual. Harga yang ditawarkan cukup terbilang murah untuk sebuah pakaian bekas. L tertarik untuk membeli pakaian ini, namun tentunya L tidak langsung membeli melainkan bertanya-tanya terlebih dahulu terkait produk yang toko ini jual. Setelah L melihat banyaknya testimoni yan positif dari toko ini lalu L memutuskan untuk membeli pakaian dari toko thrift ini. Lantas L bertanya bagaimana cara pemesanan, karena pada saat itu adalah pertamakalinya L berbelanja melalui Instagram.
Setelah itu L merasakan ada hal-hal yang ganjal dimana admin toko tersebut menyuruhnya untuk segera transfer uang agar dapat dikirimkan hari itu juga. Hal ganjal lainnya adalah pada saat L meminta untuk mengirimkan resinya mengingat barang akan dikirimkan hari itu juga agar L dapat memantau barang saat berada di ekspedisi.Namun admin toko tersebut memberikan beberapa alasan kenapa barang tidak jadi ikut pengiriman hari itu. Alasan pertama adalah barang yang dipesan L tidak jadi dikirimkan hari itu melainkan keesokannya karena barang yang dipesan masuk ke dalam kloter yang akan dikirimkan keesokannya. Alasan kedua adalah admin mengatakan bahwa barang sudah diproses namun tidak dapat terkirim karena barang harus diaktivasi terlebih dahulu.
Selanjutnya untuk mengaktivasi promo, admin meminta 200.000 sebagai dana yang akan dikembalikan lagi kepada L saat promo sudah aktif. Admin toko mengirimkan beberapa bukti testimoni dari pembeli lain untuk menunjukkan bahwa uangnya akan dikembalikan tanpa potongan dalam 5-10 menit. Namun L menolak dan meminta pesanannya dibatalkan dan uang yang telah L bayaran untuk barang minta dikembalikan. Namun pihak toko mengatakan bahwa jika pesanan dibatalkan bahwa uang yang sudah dikirim sebelumnya tidak bisa dikembalikan dan hangus.
Hal ini memicu rasa tidak terima dari L yang membuat L kesal dan mempertanyakan kenapa tidak ada kesepakatan sebelum L mengirimkan uang untuk membeli barang tersebut. Demi mempertanyakan sistem yang tidak jelas ini L terus mengirimkan pesan dan bentuk kekesalannya, namun pihak admin sama sekali tidak membaca dan membalas pesan L. Akhirnya L tidak dapat pengembalian uang dan uang yang dibayarkan telah hangus di tangan penipu.
Setelah Saya investigasi lebih lanjut, ternyata ada korban lain yang membagikan pengalamannya saat ditipu oleh akun toko yang sama yaitu @keylathrift.store dengan motif dan alur penipuan yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa akun ini sudah cukup sering menipu orang di sosial media. Tentunya kejadian ini bukanlah salah korban melainkan keserakahan dan kezaliman si penipu, namun alangkah baiknya jika kita semua lebih berhati-hati lagi.
Kasus penipuan yang merugikan L ini bisa menjadi pelajaran bahwa kita harus lebih berhati-hati dalam berbelanja di sosial media yang dimana sosial media bukanlah tempat berbelanja karena tidak adanya pengawasan terhadap proses transaksi dan jual beli didalamnya.
Demi menghindari kasus sama yang akan terjadi, lebih baik menggunakan platform e-commerce yang sudah terpercaya dan terjamin. Semoga kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua agar lebih memastikan toko online yang akan kita beli, lebih baik untuk tidak percaya pada harga murah yang ditawarkan, followers yang sudah beratus-ratus ribu,karena followers tidak dapat menentukan bahwa akun toko di sosial media ini terpercaya.