Lihat ke Halaman Asli

Alfredsius Ngese Doja Huller

Penulis adalah salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang dari Seminari San Giovanni xxiii Malang

Tidak Memperoleh Akses Kesehatan bukan Soal Jarak-Bagi Kami Sakit Menjadi Tekanan Batin

Diperbarui: 22 Maret 2022   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia Sehat. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di komunitas kami jika ada salah satu kon frater(seorang calon imam katolik) yang sakit biasanya langsung dibawa ke rumah sakit terdekat oleh seksi kesehatan. 

Namun yang menjadi persoalannya adalah para frater jarang yang mau ke rumah sakit walaupun sakitnya ya bukan sakit yang kecil-kecil seperti flu atau demam. Jangankan ke rumah sakit obat yang diberi dokter saja jarang diminumnya. 

Satu kali saya punya pengalaman sakit demam karena ketika main bola lalu kehujanan. 

Kira-kira sudah tiga hari dan saya sudah merasa tidak mampu lagi akhirnya saya dengan terpaksa memutuskan niat untuk meminta obat ke seksi kesehatan kebetulan kon frater yang menjadi seksi kesehatan (Fr Leody) kamarnya persis di depan kamar saya. 

Ketika saya minta obat Fr Leody menganjurkan agar saya tidak minum obat, katanya kalau kita sakit lalu terbiasa minum obat nanti malah kita ketergantungan. 

Saya tidak tahu opininya ini benar atau tidak saya sebagai adik kelas ya ngikut saja apa yang dikatakannya. Akhirnya saya pun sembuh tanpa minum obat walaupun harus bergulat dan merasa sakit badan yang tidak mengenakan.

Lalu saya merefleksikan bahwa mengapa para frater yang lain juga kerap kali enggan untuk pergi ke dokter walaupun akses kesehatan mudah saja kalo mau. 

Menurut hemat saya pertama-tama bukan soal mau atau tidak tetapi ini soal kebiasaan yang tidak mau merepotkan orang lain dalam urusan pribadi. Kalo seorang frater sakit maka akan ada banyak orang yang disibukkan atau yang direpotkan. 

Yang paling utama adalah seksi kesehatan walaupun ini adalah tugas dan bentuk pelayanannya kepada sesama sebagai mana nilai-nilai yang ditanam dalam formatio namun kami juga sadar bahwa mereka juga mahasiswa sama seperti kami semua yang pasti ada kesibukan masing-masing dan tugas-tugas dari kampus yang tidak sedikit, apalagi kalo fraternya sampai di opname. 

Kemudian selain seksi kesehatan ibu dapur harus kerepotan dalam menyiapkan makanan karena dari sekian banyak frater, yang sakit akan dikhususkan makanannya. 

Lalu anggota seksi kesehatan harus mengambil dari dapur dan menghantar ke kamar sampai si sakit sembuh. Selain seksi kesehatan dan anggotanya orang yang akan repot adalah seksi kelas angkatan. Karena harus menghubungi Romo (imam Katolik) perfek studi perihal pembuatan surat ijin. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline