Lihat ke Halaman Asli

Tantangan Molybdenum untuk Metalurgi

Diperbarui: 26 September 2015   07:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita yang menarik muncul pada energitoday.com pada 27 April 2015 yang mengatakan di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat memiliki potensi Molybdenum yang terkandung di dalamnya. Walaupun belum diberitahu mineral molybdenum apa yang terdapat di Mempawah namun diduga biasanya terkandung dalam mineral Molybdenite yaitu MoS2.

Untuk apakah sebenarnya Molybdenum? Molybdenum adalah material yang banyak dipakai pada industri besi-baja. Molybdenum yang mampu bertahan di suhu tinggi membuatnya umum digunakan di berbagai bahan missal armor steel dan bahan-bahan pesawat terbang.

Baja terkuat saat ini yaitu seri 41xx memiliki kandungan Molybdenum sekitar 0,25-0,8% wt. Selain itu Molybedum digunakan juga untuk membuat Stainless Steel seperti pada seri 316 dan juga AL-6XN. Dengan itu didapatkan data kalau dibutuhkan sekitar 43000 ton Molybdenum setiap tahunnya hanya untuk alloying element. Harga Molybdenum (dalam bentuk Ferro Molybdenum) berkisar $16750.00.

Dari kegunaan-kegunaan utama Molybdenum bisa kita lihat kalau penting sekali material ini untuk menyokong kebutuhan Industri besi-baja Indonesia. Dengan memiliki Molybdenum maka Indonesia dapat menghasilkan produk-produk baja berkualitas tinggi yang bisa kita aplikasikan dalam baja-baja strukutr untuk pembangunan dan juga untuk Stainless Steel yang sampai saat ini belum bisa diproduksi oleh Indonesia. Oleh dari itu penting sekali untuk kita dapat menguasai Molybdenum terutama untuk kemajuan industri Besi-Baja Nasional.

Bagaimanakah cara mengolah Molybdenum? Molybdenite adalah suatu mineral yang sangat unik, dimana kita memerlukan jalur secara hidrometalurgi dan juga pirometalurgi untuk dapat menghasilkan Molybdenum murni, walaupun kita juga bisa memproses baik Molybdenum Sulfide sebagai by-product yang bisa dipakai untuk hal lain.

Namun sebelum memasuki tahap ekstraksi biasanya mineral moybdinite akan dikonsentrasi terlebih dahulu melalui proses flotasi, konsentrat yang dihasilkan biasanya memiliki kemurnian 85-92% MoS2. Setelah dihasilkan konsentrat maka akan diroasting untuk menghasilkan MoO3 untuk yang akan diproses lebih lanjut, untuk MoS2 yang lain bisa dipakai langsung untuk lubrikan pada temperature-tekanan tinggi.

Setelah diroasting akan dihasilkan MoO3 atau yang disebut juga Technical Molybdic Oxide yang akan dileaching dalam larutan ammonia untuk menghasilkan senyawa kompleks (NH4)2(MoO4). Senyawa kompleks ini nantinya akan diproses lebih lanjut melalui reduksi menggunakan gas hydrogen atau dengan menggunakan reaksi aluminothermik. Untuk industry besi baja akan cenderung menggunakan reaksi aluminothermik dikarenakan akan menghasilkan ferro-molybdenum yang mengandung 60% Mo.

Semoga kedepannya dengan keilmuan Metalurgi kita bisa mempelajari lebih lagi mengenai pengolahan dan pemrosesan Molybdenum dalam negeri, terutama untuk kemandirian industry Besi-Baja Nasional. Semoga sedikit pengetahuan ini bisa memotivasi kita semua lebih lagi untuk menyelam dan mengembangkan diri lebih lagi dalam keilmuan Metalurgi untuk menjawab tantangan yang ada ini untuk kemajuan Bangsa. Untuk Tuhan, Bangsa, dan Almamater! Merdeka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline