Sekarang Ke Bethlehem: Memaknai Natal Secara Temporal Dan Spiritual
Saat para gembala mendengar kabar dari malaikat, mereka tidak menunda. "Marilah sekarang, kita ke Bethlehem," kata mereka, menyusuri malam gelap yang dipenuhi harapan. Kata "sekarang" dan "Bethlehem" menyimpan pesan abadi bagi jiwa yang mencari terang di tengah kegelapan dunia. Apakah panggilan menjadi terang itu masih relevan untuk kita? Bagaimana kita menjawabnya dalam hidup modern ini?
Bethlehem: Rumah Roti dan Palungan yang Bersahaja
Nama Bethlehem berasal dari bahasa Ibrani, Bet Lehem, yang berarti "Rumah Roti." Kota kecil ini adalah tempat Daud dipilih menjadi raja dan nubuat kelahiran Mesias menjadi kenyataan. Roti melambangkan pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dan kelahiran Yesus di Bethlehem menggarisbawahi bahwa Dia adalah "Roti Hidup" yang memberi kekuatan spiritual kepada dunia. Yesus adalah Roti Hidup itu sendiri.
Palungan, tempat bayi Yesus dibaringkan, adalah wadah makanan ternak. Secara simbolis, palungan menunjukkan kerendahan hati Sang Juruselamat, yang memilih tempat paling sederhana untuk memulai karya-Nya. Palungan juga mengingatkan kita bahwa Yesus datang untuk memberi makan jiwa-jiwa lapar dengan kasih dan pengampunan.
Sekarang: Tempus dan Spiritual
Dalam pengertian waktu (tempus), "sekarang" adalah panggilan untuk bertindak tanpa penundaan. Para gembala tidak menunggu fajar; mereka segera bergegas ke Bethlehem. Demikian pula, Natal mengajak kita untuk tidak menunda tindakan kasih, pengampunan, dan pelayanan.
Sore hari ini, sebelum misa Natal pertama pukul 17.00 sore di Paroki Minomartani dan sekitarnya terjadi hujan yang sangat deras. Tetapi itu tidak menyurutkan semangat umat untuk tetap berangkat ke Gereja. Bangku-bangku di gereja terisi penuh. Itulah makna sekarang dalam arti tempus, umat tetap berbondong-bondong ke gereja, meski alam kuraang bersahabat.
Hujan yang mengguyur hampir sepanjang misa membuat suasana alam yang dingin menjadi hangat oleh kegembiraan dan semangat yang umat tunjukkan dengan menerobos hujan kala berangkat ke gereja.
Dalam pengertian spiritual, "sekarang" adalah momen ilahi, kairos, di mana Allah hadir dalam kehidupan kita. Paus Fransiskus, dalam bulla Spes Non Confundit, mengingatkan bahwa pengharapan sejati terwujud dalam keterbukaan kita pada rahmat Allah saat ini. "Sekarang" menjadi undangan untuk mengenali Yesus yang hadir dalam "Bethlehem" kehidupan kita sehari-hari: di rumah, tempat kerja, dan komunitas kita.
Bethlehem: Simbol Kehidupan Baru
Bethlehem bukan hanya tempat geografis, tetapi juga simbol dari setiap hati yang siap menerima Kristus. Saat kita berkata "Marilah ke Bethlehem," kita diajak untuk menelusuri perjalanan rohani menuju kelahiran iman baru. Palungan yang sederhana mengajarkan kita bahwa hati yang terbuka, meskipun penuh keterbatasan, dapat menjadi tempat lahirnya kasih dan pengharapan.
Dalam kehidupan sehari-hari, "Bethlehem" dapat diwujudkan melalui tindakan-tindakan kecil penuh kasih: membantu mereka yang membutuhkan, berbagi kebahagiaan dengan yang terlupakan, atau memaafkan mereka yang telah melukai hati kita. Dengan menjadi saluran kasih, kita menghadirkan makna Bethlehem di dunia modern.