Lihat ke Halaman Asli

Alfred Benediktus

Menjangkau Sesama dengan Buku

Tambang di Malam Jumat

Diperbarui: 12 Desember 2024   18:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(olahan GemAIBOt, dokpri)

Tambang di Malam Jumat

Pagi hari Kamis, kantor-kantor pemerintahan dan birokrasi tampak biasa-biasa saja. Namun, ketika matahari mulai terbenam, dan malam tiba, suasana menjadi berbeda. Dalam beberapa jam, pejabat-pejabat korup dan rakus akan menemui akhir hidupnya.

Riwayat seorang pejabat korup, Lakometu, seolah-olah seperti legenda. Ia telah membagi-bagi harta rampokannya dengan para rekan-rekannya, dan dengan cepat naik tingkat jabatan. Namun, keinginannya yang tak pernah puas tidak hanya mencium kemajuan, tapi juga keinginannya untuk menjadi salah satu pejabat terkuat di negeri ini.

Di malam Jumat, ketika Lakometu sedang beristirahat di kantornya, tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang tak biasa. Perutnya terasa sakit, dan di dalamnya terdengar suara-suara mengerikan yang membuatnya menderita. Ia berusaha menahan sakitnya, tapi tidak ada jalan.

Pada malam yang sama, di kantor seorang pejabat lain, Manulalu, terjadi hal yang serupa. Perutnya terasa kembang-kembang, dan di dalamnya terdengar suara-suara mengerikan yang membuatnya takut. Ia berusaha menolak sakitnya, tapi tidak ada jalan.

Pada saat yang sama, di desa-desa lain, warga-warga biasa pun merasakan sesuatu yang tak biasa. Perut mereka terasa sakit, dan di dalamnya terdengar suara-suara mengerikan yang membikin mereka takut.

(olahan GemAIBot,dokpri)

Mereka semua tahu bahwa itu adalah akibat dari tambang yang mereka lakukan. Mereka telah menguras isi perut bumi. Malam Jumat seperti ini, isi perut orang rakus, koruptor dan pejabat yang suka halalkan segala kekuasaan seakan dikuras habis.

Siang hari Jumat, kantor-kantor pemerintahan dan birokrasi tampak sunyi. Namun, ketika matahari mulai terbenam, dan malam tiba kembali, suasana menjadi berbeda. Mereka semua tahu bahwa itu adalah akhir hidupnya.

Dalam beberapa jam lagi, mereka semua akan menemui akhir hidupnya. Karena sering terjadi di malam Jumat, orang menjuluki "korban tambang di malam Jumat." Sejak saat itu, para pejabat yang mau coba-coba untuk serakah apalagi korupsi, mulai ketakutan. Mereka takut akan menjadi peserta berikutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline