Lihat ke Halaman Asli

Alfred Benediktus

Menjangkau Sesama dengan Buku

Mencintai Diri Sendiri melalui Kebersihan

Diperbarui: 19 November 2024   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Slide PPPT yang siapkan untuk bahan ajar, dokpri)

MENCINTAI DIRI SENDIRI MELALUI KEBERSIHAN

(Konteksnya lebih untuk siswa Kelas XI)

 

Hari Jumat,15 November 2024 lalu saya mengisi P5 untuk siswa kelas XI. Awalnya saya mengira kalau P5 berarti semua siswa bergabung (tanpa pembedaan pembelajaran agama). Tetapi ternyata tetap dipisah per agama. Padahal saya sudah menyiapkan materi yang mencakup semua agama. Karena siswa saya hanya tiga orang, lalu saya meminta izin guru dan siswa Kristen Prostetan agar saya dan tiga siswa saya bergabung. Jadilah kami berkolaborasi dengan indah. Bersama Pak David kami membantu anak-anak untuk memaknai kebersihan secara jasmani dan spiritual.

(Dalam tulisan ini saya tidak menuliskan kembali apa yang dipaparkan oleh Pak David, melainkan pengembangan lebih lanjut dari bahan yang saya siapkan dalam PPPT)

Dalam hidup yang seringkali dipenuhi dengan tuntutan dan ekspektasi, penting bagi kita untuk memahami makna dari mencintai diri sendiri. Dalam tradisi Katolik, mencintai diri bukanlah sekadar tindakan egois, melainkan sebuah panggilan yang mendalam untuk menghargai apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Salah satu cara untuk menunjukkan cinta ini adalah dengan menjaga kebersihan, baik fisik maupun spiritual.

 

(dokpri)

Cinta kepada Diri Sendiri dalam Perspektif Katolik

Dalam ajaran Katolik, mencintai diri sendiri berakar dalam instruksi Yesus yang tercantum dalam Injil Markus 12:31. Yesus mengajarkan untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri. Ini bukan hanya sekadar pengingat untuk menghargai diri, tetapi juga menekankan pentingnya menghormati diri sebagai ciptaan Allah yang berharga.

St. Thomas Aquinas menjelaskan bahwa mencintai diri sendiri adalah dasar dari cinta yang lebih besar, seperti cinta kepada sesama dan kepada Tuhan. Dengan demikian, mencintai diri dengan benar sama artinya dengan memahami dan menghormati posisi kita di hadapan Tuhan serta tanggung jawab kita terhadap diri sendiri dan orang lain.

Dalam konteks ini, mencintai diri sendiri berarti mengakui nilai intrinsik yang kita miliki sebagai individu yang diciptakan menurut gambar dan rupa Tuhan, seperti yang dinyatakan dalam Kejadian 1:27. Ketika kita memahami dan menerima diri kita sebagai ciptaan yang unik dan berharga, kita dapat mengembangkan rasa syukur yang mendalam atas keberadaan kita.

Rasa syukur ini mendorong kita untuk merawat diri kita, baik secara fisik maupun spiritual, dan memelihara hubungan yang sehat dengan diri sendiri dan orang lain. Dalam perjalanan iman, mencintai diri adalah langkah pertama yang esensial yang memungkinkan kita untuk lebih mampu mencintai dan melayani orang lain, menciptakan suatu siklus positif di mana kasih yang kita terima dari Tuhan dan yang kita berikan kepada diri sendiri meluas kepada sesama.

(dokpri)

Kebersihan Fisik: Merawat Tubuh sebagai Bait Roh Kudus

Salah satu wujud dari mencintai diri adalah menjaga kebersihan fisik. Dalam 1 Korintus 6:19-20, kita diingatkan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus dan harus dihormati. Menjaga kebersihan fisik bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga tentang penghormatan terhadap tubuh sebagai anugerah Tuhan. Praktik menjaga kebersihan seperti mandi, berpakaian rapi, dan menjaga lingkungan sekeliling dapat menciptakan suasana yang positif. Ini semua mencerminkan rasa syukur kita atas anugerah Tuhan dan komitmen kita untuk hidup dengan integritas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline