Imamat: Sebuah Kesaksian dan Perjalanan Panggilan
Merayakan 25 tahun imamat seorang imam bukanlah sekadar pencapaian angka, tetapi sebuah kesaksian yang hidup. Imamat adalah panggilan yang penuh pengorbanan, dan dalam perjalanan panjang ini, seorang imam melangkah bersama umat, menjadi penuntun rohani yang hadir dalam suka dan duka kehidupan jemaat. Setiap tahapan dari perjalanannya menorehkan jejak pengabdian yang tak terlupakan, baik di altar, di meja perjamuan, maupun di saat-saat pastoral yang penuh cinta kasih.
Kesaksian dari orang-orang yang mengenal sang imam selama 25 tahun memberikan gambaran mendalam tentang keteladanannya. Mereka menyaksikan bagaimana seorang imam menghadirkan Kristus melalui tindakan kecil maupun besar, dari khotbah yang menyentuh hati hingga bimbingan spiritual yang penuh keikhlasan. Seorang imam yang sudah 25 tahun berkarya sering kali dipandang sebagai sosok ayah rohani, dengan kebijaksanaan yang diperoleh dari pengalaman panjang dalam melayani.
Bagi umat, imam bukan sekadar pemimpin liturgi, tetapi seorang sahabat yang hadir dalam berbagai momen penting hidup mereka---dari kelahiran, pembaptisan, pernikahan, hingga kematian. Dalam segala dinamika kehidupan, imam menjadi saksi setia yang selalu memberikan pengharapan. Kesetiaannya dalam menjalankan tugas pastoral mencerminkan kasih Allah yang tak pernah berkesudahan. Imam adalah teladan penyerahan diri untuk melayani Allah dan sesama.
Momen perayaan 25 tahun imamat ini adalah kesempatan bagi umat untuk merenungkan karya seorang imam yang menjadi jalan bagi umat untuk semakin dekat dengan Allah. Dengan segala tantangan yang dihadapi dalam imamat, baik dari dunia luar maupun dari pergulatan pribadi, imam ini tetap berdiri teguh dengan mengandalkan kekuatan dari doa dan kepercayaannya kepada Tuhan. Bagi imam, setiap hari adalah anugerah untuk kembali mempersembahkan diri dan karya bagi Tuhan dan umat-Nya.
Imamat adalah saksi hidup tentang cinta Allah yang terus menerus hadir melalui para imam-Nya. Dengan merayakan 25 tahun perjalanan imamat, kita diajak untuk mengenang kembali perjalanan panjang seorang imam yang telah memberikan segalanya demi melayani Tuhan dan sesama, dan menginspirasi umat untuk terus melangkah dalam iman dan kasih.
Buku yang ditulis oleh Yosef ML Hello bersama RD. Theodorus Asa Diri, sang imam yang merayakan pesta perak imamatnya ini berisi kesaksian orang-orang baik kolega dan rekan imam termasuk pemimpinnya yakni Bapa Uskup Dominikus Saku maupun awam yang mengenalnya sebagai rekan kerja atau sebagai dosennya.
Bagi yang berada di Keuskupan Atambua dan sekitar, buku ini akan segera tiba. Silakan hubungi yang juga salah satu kompasianer paling produktif: Yosef ML. Hello.
Profisiat untuk RD Theodorus Asa Siri. Selamat merayakan perak Imamat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H