Saya bergabung dengan Kompasiana menurut data yang tertulis pada 11 September 2021. Tetapi baru benar-benar menulis untuk pertama kalinya baru pada 8 April 2024 ketika sedang tidak bisa ke mana-mana pasca operasi telapak kaki.
Sejak itu hingga hari ini yang menulis sudah 365 tulisan. Artikel pertama berjudul, Dua Sisi dari Sekeping "Jogetin Aja" pukul 13:45 WIB. Dibaca atau dilihat oleh 131 orang, dilike oleh dua orang dan dikomentar oleh satu orang.
Artikelnya masuk Artikel Pilihan (AP). Artikel pertama yang masuk Artikel Utama (AU) berjudul, "Arus Balik: Ke Dalam dan Ke Luar Diri" merupakan tulisan ketiga belas pada 15 April 2024 pukul 20:17 yang telah dilihat oleh 1222 orang, disukai 15 orang dan dikomentari oleh satu orang. Sejak itu tulisan yang masuk Artikel Pilihan sebanyak 230 tulisan dan 17 Artikel Utama, dilihat oleh 48.000 orang.
Sejak AU pertama sampai hari ini saya merasa pergerakannya lambat. Kadang merasa heran saja kok orang lain bisa setiap hari artikelnya masuk AU, entah apa yang menjadi kriteria utama dari setiap artikel sehingga layak menjadi AU.
Sebagai pemain baru di Kompasiana, saya menulis mengikuti irama otak yang memproduksi aneka ide menjadi sebuah tulisan. Soal menjadi AP atau AU biar itu urusan admin, tugas seorang penulis adalah menulis dan mendokumentasikan tulisannya.
Saya bersyukur bahwa karena pasca operasi baru punya kesempatan untuk membuka kembali akun Kompasiana saya lalu mulai menulis dan mengarsipkan berbagai ide (puisi, cerpen, opini) secara online.
Jika suatu saat hendak menulis secara lebih serius menjadi sebuah buku (bahkan bisa menjadi beberapa buku) tinggal membongkar kembali tulisan-tulisan yang ada.
Tulisan yang Mengesankan
Tulisan pertama saya berjudul "Dua Sisi dari Sekeping 'Jogetin Aja'" di Kompasiana ini menjadi tulisan yang paling menarik karena membahas polarisasi yang terjadi dalam masyarakat melalui kacamata fenomena budaya populer, khususnya dalam ekspresi kehidupan sehari-hari.
"Jogetin aja" menjadi metafora untuk pendekatan yang tampak santai, ringan, dan sering kali apatis terhadap masalah yang lebih kompleks.