Lihat ke Halaman Asli

Alfred Benediktus

Menjangkau Sesama dengan Buku

Terowongan Persahabatan: Simbol Kerukunan dan Perdamaian

Diperbarui: 5 September 2024   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(detik.com)

Terowongan Persahabatan:
Simbol Kerukunan dan Perdamaian

Pada hari ini, Kamis 5 September 2024, dunia menyaksikan sebuah peristiwa bersejarah yang menggambarkan kerukunan antara dua agama besar di Indonesia, yakni Islam dan Katolik. Paus juga diminta untuk meresmikan Terowongan Persahabatan ini. Terowongan yang menghubungkan Katedral (Gereja Katolik) Jakarta dan Masjid Istiqlal (Islam) diresmikan sebagai simbol perdamaian, toleransi, dan dialog antaragama. Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia saat itu memberikan nilai spiritual yang mendalam, di mana ia menekankan pentingnya dialog lintas agama sebagai jembatan menuju perdamaian dunia.

Dalam ensikliknya Laudato Si' (2015), Paus Fransiskus mengingatkan seluruh umat manusia akan tanggung jawab kolektif terhadap bumi dan terhadap sesama. Melalui Laudato Si', Paus mengajak seluruh umat manusia untuk bekerja sama, tak peduli latar belakang agama, demi menjaga "rumah bersama" kita, bumi, dari kerusakan lingkungan dan untuk memastikan kesejahteraan generasi mendatang.

Dalam bagian ensiklik nomor 201, Paus menyebutkan:

"Dialog antaragama adalah jalan yang diperlukan untuk membangun kedamaian, mengatasi konflik, dan bekerja bersama demi keadilan dan perlindungan lingkungan." (Laudato Si', 201).

Pesan ini tidak hanya menggarisbawahi perlunya kerjasama lintas agama dalam menghadapi isu-isu lingkungan, tetapi juga mengajak semua pemimpin agama untuk berdialog dalam mencari solusi terhadap masalah-masalah sosial yang lebih luas. Terowongan Persahabatan antara Katedral dan Istiqlal sejalan dengan semangat Laudato Si', di mana dialog lintas agama menjadi dasar penting untuk perdamaian dan perlindungan terhadap dunia.

(detik.com)

Dalam kunjungannya, Paus Fransiskus menyampaikan pesan perdamaian yang kuat, menekankan pentingnya kerja sama antarumat beragama dalam menghadapi tantangan zaman modern. Di hadapan para tokoh lintas agama, termasuk Imam Besar Masjid Istiqlal, beliau menyatakan:

"Kita tidak dapat berjalan sendiri-sendiri dalam perjalanan menuju perdamaian. Perdamaian bukanlah sekadar tiadanya konflik, tetapi hasil dari dialog, keadilan, dan cinta. Terowongan Persahabatan ini adalah bukti nyata bahwa persaudaraan manusia dapat melampaui perbedaan agama, dan kita dipanggil untuk saling memahami, menghormati, dan menjaga bersama."

Paus juga menekankan bahwa kerukunan antarumat beragama tidak hanya memperkaya nilai-nilai spiritual, tetapi juga menjadi fondasi untuk membangun dunia yang lebih damai.

Sementara itu Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA menyambut baik pesan Paus Fransiskus dan menekankan bahwa Islam dan Katolik sama-sama mengajarkan cinta kasih, perdamaian, dan persaudaraan. Dalam sambutannya, beliau menyatakan:

"Islam mengajarkan kita untuk hidup berdampingan dengan damai, saling menghormati keyakinan orang lain. Terowongan ini bukan hanya terbuat dari batu dan semen, tetapi dari semangat persaudaraan yang kita bangun bersama. Ini adalah simbol bahwa perbedaan agama tidak boleh menjadi penghalang untuk saling memahami dan bekerja bersama demi kebaikan umat manusia."

Imam Besar juga mengingatkan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan keberagaman agama yang kaya, memiliki tanggung jawab besar untuk menunjukkan kepada dunia bahwa toleransi antarumat beragama bukan hanya mungkin, tetapi juga diperlukan dalam menjaga keharmonisan sosial dan perdamaian global.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline