Lihat ke Halaman Asli

Alfred Benediktus

Menjangkau Sesama dengan Buku

Perpisahan di Balik Kenangan

Diperbarui: 30 Agustus 2024   11:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Perpisahan di Balik Kenangan

(Teruntuk Bu Ngatini yang pensiun setelah mengabdi 37 tahun)

Di bawah langit cerah pagi itu, suasana di SMK "Kayarini" terasa berbeda. Hari itu adalah hari perpisahan bagi Bu Siti, seorang guru yang telah mengabdikan dirinya selama 37 tahun di sekolah yang dicintainya. Selama hampir empat dekade, dirinya menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap sudut sekolah, dari riuhnya suara pelajaran hingga tawa akrab siswa-siswinya atau senda gurau para guru yang datang dan pergi. Semua orang hadir di aula sekolah, siap memberikan penghormatan terakhir untuk sosok yang telah mewarnai kehidupan mereka.

Seiring Bu Siti melangkah ke podium, kenangan demi kenangan berkelebat dalam pikirannya. Dia teringat saat pertama kali mengajar, kegugupan yang melanda saat menghadapi kelas yang penuh semangat. Kini, seiring berjalannya waktu, dia telah melihat banyak generasi tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang sukses. Setiap siswa yang dilahirkan di tangannya adalah kebanggaan tersendiri. Dalam ucapannya, Bu Siti menyampaikan rasa terima kasih kepada rekan-rekan, serta bimbingan yang telah diterimanya selama ini.

Hati Bu Siti dipenuhi rasa haru ketika suara keluarga besarnya, para guru dan karyawan, bersahutan mengucapkan terima kasih. Mereka bercerita tentang betapa berartinya kehadirannya, bagaimana nasihat dan kasih sayangnya telah memberi dampak mendalam dalam hidup mereka. Suara tawa serta air mata mengisi ruangan, menciptakan suasana yang hangat dan penuh cinta. Siswa-siswa juga menyampaikan pesan-pesan penuh rasa syukur, mengenang momen-momen indah yang telah mereka lalui bersama.

Saat saat-saat terakhir perpisahan tiba, Bu Siti mengambil napas dalam-dalam sebelum berkata, "Saya mohon maaf atas segala salah dan khilaf. Semoga kita semua tetap terjalin dalam silaturahmi yang baik." Dengan kata-kata itu, semua orang merasa terhubung, seakan jalinan kenangan tidak akan pernah pudar meskipun fisiknya harus berpisah. Senyum dan air mata saling bertukar, menciptakan sebuah ikatan yang abadi di hati semua yang hadir.

Dengan langkah mantap, Bu Siti meninggalkan aula. Di belakangnya, teman-teman dan siswa-siswi melambaikan tangan, mengucapkan selamat tinggal. Hari itu, bukan hanya sekadar perpisahan, melainkan juga sebuah awal bagi setiap individu untuk meneruskan jejak yang telah ditinggalkan Bu Siti. Dengan benih sisa kasih sayang dan bimbingannya, mereka berjanji membuat dunia lebih baik dan terus menjaga silaturahmi yang tak lekang oleh waktu.

NB. Terima kasih Bu Ngatini atas pengabdian dan pelayanan selama 37 tahun di SMK Karya Rini. Sudah ada 37 atau lebih angkatan yang telah bersama ibu. Jika ada salah dan khilaf kata, maafkan kami. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline