AL-KINDI: BAPAK PENGETAHUAN DI DINDING SMP PIRI NGAGLIK
Seri pertama dari tiga tokoh
Selepas upacara bendera pada hari Senin, 26 Agustus 2024, saya menyusuri Lorong SMP PIRI Ngaglik. Ada banyak poster yang digantung di tembok dan tiga diantaranya menarik perhatian saya, yakni poster Al-Kindi (wafat tahun 866), Al Farghani (wafat tahun 870) dan Abu Bakar Ar Razi (wafat tahun 935). Karena penasaran mengapa ketiga nama itu yang ada di dinding sekolah saya pun ingin mencari tahu tentang siapa mereka dan mengapa mereka yang dipilih untuk dipajang di dinding sekolah serta apa dampaknya bagi para siswa dan guru?
Siapa sih Al-Kindi?
Al-Kindi, yang dikenal sebagai "Filsuf Arab," merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah intelektual Islam dan dunia secara keseluruhan. Nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Ya'qub ibn Ishaq al-Kindi. Ia lahir sekitar tahun 801 M di Kufah, Irak, dan meninggal sekitar tahun 866 M. Al-Kindi adalah seorang polymath yang menguasai berbagai disiplin ilmu, termasuk matematika, fisika, musik, kedokteran, farmasi, geografi, dan filsafat. Dia juga dikenal sebagai penulis yang produktif, dengan lebih dari 270 karya yang dikaitkan dengannya.
Saya menduga karena Al-Kindi adalah tokoh pengetahuan terpenting dalam Sejarah Islam bahkan seorang polymath, maka dia layak dipajang agar menjadi inspirasi dan teladan ilmu pengetahuan bagi para siswa. Atau jangan-jangan civitas academica di sana (termasuk saya) tidak tahu mengapa tokoh itu ada di dinding sekolah. Untuk itu kita perlu melihat peran dan kontribusinya sehingga posternya layak digantung di dinding sekolah dan patut menjadi teladan dan inspirasi bagi para siswa.
Peran dan Kontribusi Al-Kindi
Ada beberapa peran yang telah dimainkan oleh seorang polymath seperti Al-Kindi, beberapa bidang di antaranya yang dapat kita sebutkan sebagai berikut:
Pertama, Bidang Filsafat dan Integrasi Pengetahuan. Al-Kindi adalah tokoh utama dalam memperkenalkan dan mengintegrasikan filsafat Yunani Kuno ke dalam dunia Islam. Dia adalah salah satu pemikir pertama yang menganalisis dan mensintesis karya-karya filsuf Yunani seperti Aristoteles, Plotinus, dan lainnya ke dalam konteks Islam.
Al-Kindi berpendapat bahwa filsafat dan ilmu pengetahuan bisa harmonis dengan agama, dan dia berupaya menggabungkan filsafat dengan ajaran Islam. Hal ini menjadikan dia sebagai pionir dalam perkembangan tradisi filsafat Islam.
Kedua, Bidang Matematika dan Fisika. Dalam bidang matematika, Al-Kindi banyak berkontribusi pada teori angka dan geometri. Salah satu karyanya yang terkenal adalah tentang kriptografi, di mana ia menciptakan metode analisis frekuensi yang menjadi dasar dalam teknik dekripsi modern. Di bidang fisika, Al-Kindi menulis tentang optik dan teori cahaya, serta mengembangkan teori yang mirip dengan teori relativitas gerak yang kemudian dikenal dalam ilmu modern.