Lihat ke Halaman Asli

Alfred Benediktus

Menjangkau Sesama dengan Buku

Kopi Selasa Pagi

Diperbarui: 30 Juli 2024   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BisnisLife.com

Kopi Selasa Pagi

#kepadaparaatlit

Di Prancis mereka berlaga, para putra putri bangsa,
Olimpiade 2024 menjadi panggung perjuangan mereka,
Tiada henti mereka berikan, segala yang terbaik.

Persembahan itu bukan untuk diri, namun bagi negeri ini,
Tak seperti koruptor yang selalu ingin ambil lebih,
Meski telah diberi berlimpah, mereka tak berhenti menggoda.

Kopi Selasa pagi, pahit dan manis menjadi saksi,
Perjuangan yang tiada henti, mereka tetap tabah,
Di Olimpiade Prancis, mereka berdiri tegar untuk bangsa.

(bola.net)

Melalui puisi Kopi Selasa Pagi di atas, saya berusaha menggambarkan semangat dan dedikasi para atlet Indonesia yang berlaga di Olimpiade 2024 di Prancis. Mereka mewakili bangsa dengan penuh semangat, membawa harapan dan impian seluruh rakyat Indonesia. Setiap usaha dan perjuangan yang mereka lakukan adalah wujud dari cinta dan pengabdian kepada tanah air, mengharumkan nama bangsa di kancah Internasional, mencerminkan semangat pantang menyerah meskipun tantangan besar menghadang.

Betapa setiap putra dan putri bangsa yang berlaga sedang memperlihatkan ini menekankan nilai persembahan dan pengorbanan. Hampir sama dengan Timnas Sepak Bola yang mempersembahkan Piala AFF U19 semalam, para atlet di Prancis memberikan segalanya untuk kehormatan bangsa, tanpa mengharapkan imbalan pribadi (meskipun mereka akan mendapatkan bonus, tentu bagi yang meraih medali seperti yang dijanjikan). 

Sikap ini menjadi kontras yang kuat dengan perilaku para koruptor yang digambarkan sebagai pihak yang hanya ingin mengambil tanpa henti. Meskipun telah menerima begitu banyak, para koruptor tetap tidak puas dan terus mencari keuntungan pribadi dan kelompoknya, mereka terus berusaha dengan segala cara tanpa pernah sadar bahwa mereka telah merugikan bangsa, telah mengkhianati kepercayaan rakyat.

Dalam puisi di atas (bait ketiga) kita menemukan filosofi hidup yang diajarkan melalui perjuangan atlet. Kopi Selasa pagi yang pahit dan manis menjadi simbol kehidupan yang penuh dengan tantangan dan kebahagiaan, perjuangan, keringat, tangisan juga kegembiraan di akhir laga bila mampu meraih medali. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline