Lihat ke Halaman Asli

Alfred Benediktus

Menjangkau Sesama dengan Buku

Pendidikan Nonformal dengan 7 Modal

Diperbarui: 11 Juli 2024   23:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(salah satu kegiatan Asdulam SMP Kebangsaan, screenshoot dari vidio sekolah)

Pendidikan Nonformal dengan 7 Modal

Topik pilihan Kompasiana kali ini menurut saya menarik karena masih berbicara tentang pendidikan. Sebelum ini ramai dibicarakan adalah "POLEMIK PPDB, APA MASALAHNYA?" "STUDENT LOAN" DAN "KULIAH TIDAK WAJIB." Kebetulan kurang dari empat hari tahun ajaran baru dimulai, tema ini semakin menarik karena bisa jadi ada peserta didik yang tidak memilih sekolah formal melainkan sekolah non formal untuk menyiapkan masa depannya.

Pendidikan nonformal memainkan peran yang sangat penting dalam melengkapi pendidikan formal. Pendidikan nonformal sering kali lebih fleksibel dalam hal waktu dan tempat, sehingga memungkinkan siswa yang tidak dapat mengikuti pendidikan formal untuk tetap belajar.  Salah satu sekolah yang menjalankan pola pendidikan berbasis ketujuh modal dasar itu adalah "Sekolah Mangunan" yang didirikan oleh Romo Mangunwijaya.

Sekolah Mangunan, yang didirikan oleh Romo Mangunwijaya, adalah contoh nyata bagaimana pendidikan nonformal dapat diintegrasikan dalam kerangka pendidikan formal untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih holistik dan berpusat pada siswa. 

Sekolah ini mengedepankan pendekatan pendidikan yang fleksibel, kreatif, dan inklusif, yang berfokus pada pengembangan tujuh modal dasar: moralitas, intelektualitas, kreativitas, spiritualitas, sosialitas, kemandirian, dan kepekaan lingkungan.

Ada beberapa hal yang membuat sekolah model ini menonjol. Pertama, Pendekatan yang Holistik. Pendekatan ini meliputi 

1) Moralitas. Mengajarkan nilai-nilai moral dan etika melalui kegiatan sehari-hari dan interaksi sosial. 

2) Intelektualitas. Fokus pada pemahaman mendalam daripada sekadar hafalan, dengan mendorong siswa untuk berpikir kritis dan analitis. 

3) Kreativitas. Mengembangkan kreativitas melalui berbagai aktivitas seni dan proyek kreatif yang mengajak siswa untuk berpikir out-of-the-box. 

4) Spiritualitas. Menyediakan ruang bagi pengembangan spiritualitas, baik dalam konteks agama maupun pemahaman diri yang lebih dalam. 

5) Sosialitas. Mendorong siswa untuk bekerja sama, berempati, dan memahami pentingnya hubungan sosial yang harmonis. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline