Lihat ke Halaman Asli

Alfred Benediktus

Menjangkau Sesama dengan Buku

Penyakit Kronis Bernama Kecurangan

Diperbarui: 1 Juli 2024   22:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: pastipas.id)

PENYAKIT KRONIS BERNAMA KECURANGAN

Apa sih yang tidak mungkin terjadi di negara ini? Hampir semua hal ada manipulasi dan kecurangan, mulai dari tingkat negara hingga Tingkat RT. Selalu saja ada orang-orang kreatif yang berusaha menjadi keuntungan pribadi dalam berbagai kesempatan. Mereka seolah berprinsip, "Peluang sekecil apapun harus ditangkap, kalau bukan aku ya siapa lagi?"

Penerimaan siswa baru hampir memasuki tahap akhir. Tapi tema tentang kecurangan dalam PPDB masih hangat untuk diangkat sesuai harapan kompasiana. Apa akar masalahnya?

Akar permasalahan kecurangan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sekolah negeri terutama pada tingkat menengah dan atas memang berkaitan dengan beberapa faktor utama.

Berikut ini bisa jadi merupakan akar permasalahan mengapa muncul kecurangan yang "menahun", yang selalu terjadi secara berulang setiap tahunnya.

Pertama, jumlah sekolah negeri yang terbatas sehingga menyebabkan daya tampung kurang padahal para peminat sekolah negeri semakin meningkat setiap tahun. Naiknya peminat sekolah negeri karena orang tua mulai kesulitan menyekolahkan anaknya di sekolah swasta yang cenderung mahal.

Jumlah sekolah negeri yang terbatas mengakibatkan daya tampung yang tidak mencukupi untuk menampung semua calon siswa yang ingin masuk.

Hal ini terutama terasa pada sekolah-sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) favorit. Sekolah negeri, terutama yang berkualitas baik, memiliki permintaan yang sangat tinggi karena biaya yang lebih terjangkau dibandingkan sekolah swasta.

Kedua, ketidakmerataan kualitas pendidikan. Terbatasnya ketersediaan sekolah negeri yang memiliki reputasi baik dan dianggap favorit oleh masyarakat. Sekolah-sekolah ini biasanya memiliki fasilitas yang lebih baik, guru yang berkualitas, dan prestasi akademik yang tinggi.

Selain itu, kualitas pendidikan yang tidak merata di antara sekolah negeri mengakibatkan konsentrasi siswa pada sekolah-sekolah favorit, sehingga meningkatkan persaingan dan potensi kecurangan. Akibatnya, banyak orang tua berlomba-lomba untuk sebisanya masuk sekolah favorit. Apapun caranya akan ditempuh, yang penting diterima di negeri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline