Lihat ke Halaman Asli

Alfred Benediktus

Menjangkau Sesama dengan Buku

Kopi di Senja yang Panas

Diperbarui: 14 Juni 2024   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepenggal cerita pahit tersisa
tentang para pejabat yang suka korupsi,
tak pernah merasa bersalah
meski operasi cuci tangan gencar
dari satu konferensi pers ke panjangan senyum berbalut kulit Oranye.

Suara ranting sepoi bergulir
membawa cahaya kebenaran yang dirindu,
tetapi para koruptor tetap lenggang
seakan tidak tahu bahwa mereka merusak tatanan.

Dalam sampah-sampah politik yang tertinggal
kita mesti berdiri tegak ekspresikan kebenaran yang tulus
sembari merangkul masa depan bersih yang terbuka lebar: entah!

Kopi di senja yang panas
membawa pesan bahwa kebenaran akan terus berlalu 
biarkan para koruptor sia-sia menahan hati mereka. 

Kita sudah pilih jalan kebenaran yang hakiki.
Pelan tapi pasti meski entah kapan! 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline