Lihat ke Halaman Asli

Alfred Benediktus

Menjangkau Sesama dengan Buku

Nyanyian Duka Pertiwi

Diperbarui: 7 Juni 2024   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

NYANYIAN DUKA PERTIWI

(Untuk TKI dan TKW  NTT yang menjadi korban sejak 2015-sekarang) 

Tikaman terik mentari
tak setajam cacian dan makian majikan
menyiksa anak-anak pertiwi yang
menyambung hidup di luar negeri
Nyanyian pilu balada cinta
tak sepilu hati ibu dan ayah yang anaknya
meregang nyawa di seberang negeri.

Devisa dan derita seperti kepingan perak
menarik mereka dalam lelah
tak mau bersusah di rumah sendiri
jadi duta uang dari nusa derita
melepas hidup berakhir tragis
sejak 2015 sudah seratus empat tujuh
pergi dilepas tangis seisi rumah
pulang disambut duka seisi kampung

Kapan lingkar duka ini terputus
dari tangan-tangan berlumur darah
demi mengisi piring dan gelas anak istri?
kapan regulasi memihak korban-korban
yang masih menanti giliran?
kapan politisi tidak sibuk bersafari ria
demi putuskan benang duka di dada pertiwi?

Tak tega memajang wajah-wajah
penuh asa pergi berusaha mengubah hidup
yang didapat hanya luka dan mati bawa bersama!

https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/07/20/ratusan-pekerja-migran-asal-ntt-meninggal-di-luar-negeri-mayoritas-berstatus-ilegal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline