Lihat ke Halaman Asli

Alfred Benediktus

Menjangkau Sesama dengan Buku

Bata Pun Ikut Tertidur

Diperbarui: 28 Mei 2024   07:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: thenewstimesbd.com)

BATA PUN IKUT TERTIDUR 

Refleksi Atas Ditutupnya Pabrik Bata 

Segala sesuatu ada masanya. Ada masanya untuk lahir atau diciptakan. Ada masanya untuk mati dan punah. Ada masa untuk menanam. Ada masa menuai. Jika kita menanam dengan sukacita, akan menuai dengan gembira. Begitulah hukum alam. Yang kuat akan bertahan dan lestari. Yang tidak mengikuti perkembangan zaman akan punah dan lenyap. Patah tumbuh, hilang berganti. Itulah roda kehidupan. Itulah siklus dan ekosistem yang terjadi dalam perputaran waktu.

Ketika pabrik bata bernasib sama seperti pabrik nokia dan soni serta banyak pabrik lainnya, muncul pertanyaan yang mengusik demikian, "Apakah pengaruh perilaku konsumen atau perusahaan yang ketinggalan zaman?" Ketika sebuah pabrik mengalami nasib serupa dengan Nokia dan Sony, bisa jadi pengaruhnya berasal dari kedua faktor yang disebutkan: perilaku konsumen dan strategi perusahaan yang ketinggalan zaman.

Bata, yang didirikan oleh seorang importir sepatu bernama Tomas Bata pada tahun 1937 di tengah perkebunan karet di Kalibata (Bata.com) akhirnya harus menyerah pada waktu. Setelah melalui perjuangan yang berat tentu saja, Bata akhirnya menutup pabriknya. Dan tentu saja ada ikutannya yakni ribuan karyawan yang ikut kehilangan mata pencaharian. Sesuatu yang tragis! Tapi takdir tidak bisa ditolak. Harus diterima sebagaimana pabrik besar lainnya seperti Soni dan Nokia yang lebih dahulu gulung karpet.

(sumber: acropolismall.in)

Perilaku Konsumen 

Tak bisa dihindari bahwa dua factor utama ditutupnya sebuah pabrik adalah factor perilaku konsumen (faktor eksternal) dan strategi perusahaan (faktor internal). Jika sebuah pabrik tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan atau preferensi pasar, hal itu bisa menjadi indikasi bahwa perilaku konsumen telah berubah. Mungkin produk yang dihasilkan oleh pabrik tersebut tidak lagi diminati oleh masyarakat karena perkembangan teknologi, perubahan gaya hidup, atau preferensi yang berubah terhadap merek dan produk tertentu.

Di sisi lain, kegagalan pabrik bisa disebabkan oleh kurangnya inovasi atau adaptasi terhadap perubahan pasar dan teknologi. Jika manajemen tidak mampu mengantisipasi perubahan-perubahan ini dan beradaptasi secara cepat, pabrik bisa ketinggalan dalam persaingan dan akhirnya kehilangan pangsa pasar. Dalam banyak kasus, faktor-faktor ini saling terkait. Perubahan dalam perilaku konsumen sering kali memicu kebutuhan akan inovasi dalam strategi perusahaan. Perusahaan harus terus memantau tren pasar, mendengarkan umpan balik konsumen, dan berinvestasi dalam riset dan pengembangan untuk tetap relevan dan kompetitif di pasar yang berubah-ubah.

Jika pabrik (Bata) tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan atau preferensi pasar, hal itu bisa menjadi indikasi bahwa perilaku konsumen telah berubah. Apa yang mesti dilakukan? Tentu para pelaku pasar (pemilik perusahaan) perlu melakukan beberapa langkah berikut ini: Pertaama, Perusahaan perlu melakukan analisis pasar mendalam untuk memahami perubahan dalam perilaku konsumen. Ini termasuk memahami tren, preferensi, dan kebutuhan konsumen baru yang mungkin muncul.

Kedua, Berkomunikasi secara aktif dengan pelanggan untuk mendapatkan umpan balik langsung tentang produk dan layanan yang mereka inginkan. Ini bisa dilakukan melalui survei, wawancara, atau melalui platform media sosial. Ketiga, Berdasarkan informasi yang didapat dari analisis pasar dan umpan balik pelanggan, perusahaan harus melakukan inovasi dalam produk dan layanan mereka. Ini bisa mencakup pengembangan produk baru, peningkatan kualitas, atau penyesuaian fitur produk yang ada. Keempat, Perusahaan juga perlu mempertimbangkan adaptasi operasional agar sesuai dengan perubahan dalam permintaan pasar. Ini mungkin melibatkan restrukturisasi proses produksi, rantai pasok, atau strategi distribusi. Kelima, Perusahaan perlu untuk terus berinvestasi dalam riset dan pengembangan untuk tetap berada di garis depan inovasi. Hal ini membantu perusahaan untuk tetap relevan dan memimpin dalam industri mereka. Keenam, Jika diperlukan, perusahaan juga dapat mempertimbangkan rebranding dan strategi pemasaran baru untuk menarik kembali perhatian pasar dan memperkenalkan produk yang diperbarui kepada pelanggan potensial.

(sumber: acropolismall.in)

Strategi Perusahaan

Selain factor eksternal seperti perilaku konsumen di atas, factor intenal amatlah menentukan. Jika strategi perusahaan ketinggalan zaman akibat manajemen yang tidak mampu mengantisipasi perubahan-perubahan ini dan beradaptasi secara cepat, pabrik bisa ketinggalan dalam persaingan dan akhirnya kehilangan pangsa pasar. Apa yang mesti dipersiapkan oleh perusahaan lain agar tidak senasib?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline