Lihat ke Halaman Asli

Alfred Benediktus

Menjangkau Sesama dengan Buku

Menggenggam Bara

Diperbarui: 23 Mei 2024   19:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Menggenggam bara hingga jadi arang
itu kata peribahasa
menorehkan makna nan luar biasa
mengajarkan keuletan
tiada yang instan
tiada yang gampang
perlu daya juang di titian hidup.
Bagai orang banyak makan asam garam
tidak saja yang enak di dalam belanga
hidup bukan hanya jalanan rata
atau tanjakan semata
juga curam mendebarkan dada
atau lurus yang meninabobokan mata
juga tikungan yang tingkatkan waspada
hidup itu campuran: rata, tanjak, curam, lurus dan tikungan.


Menggenggam bara hingga jadi arang
hanya berlaku pada
yang taat pada proses menjadi
hari demi hari
hingga jadi mumpuni.


Ya menggenggam bara
sama dengan menghidupkan asa,
menanam doa dalam pasrah
menjadi nyata melalui memori-memori batin
yang menguat-teguhkan jiwa
dalam jalan-jalan kehidupan.

(Alfred B. Jogo Ena, dalam "Bulan Peredam Prahara"
Sebuah Antologi Puisi
)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline