Lihat ke Halaman Asli

Alfred Benediktus

Menjangkau Sesama dengan Buku

Puasa Sebelum Operasi

Diperbarui: 26 April 2024   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: halodoc.com)

PUASA SEBELUM OPERASI

Sebuah Pengalaman Pribadi

Pada  23 Februari 2024 lalu saya pertama kali harus naik meja operasi untuk pemasangan pen di telapak kaki kiri (dan operasi pelepasan pada 20 April 2024. Jadi dua bulan bertahan dengan kawat yang ujungnya ada di luar kaki). Sebelumnya pada  22 Februari pukul 22.00 masuk RS untuk segera dicarikan ruang rawat inap agar pukul 05.00 pagi bisa langsung mulai puasa hingga pukul 11.00 siang. Pukul 00.00 saya sudah dipasang infus sehingga ada cairan yang masuk dalam tubuh.

Pukul 04.30 pagi saya bangun dan memakan roti (ukuran 4 orang) dan minum 1 botol air mineral. Wah ini cukup sampai sore, saya tidak mungkin lapar lagi. Kenapa saya malah kuatirkan makan dan tidak terpikirkan untuk minyak suci sebelum operasi? Bukankah dengan dikuatkan secara iman saya lebih siap mental untuk operasi.

Ternyata sampai menjelang operasi pukul 13.00 saya tidak merasa lapar, karena ada infus yang mengalirkan air dan energi ke dalam tubuh. Sambil menunggu istri saya Monika Agustina Talu dan Om Pascalis Sopi serta adik bungsu saya Aprlina Antonia Ena datang ke RS, saya menyibukkan diri dengan berdoa 50 Bapa Kami dan 50 Salam Maria. Rupanya setelah 50 Bapa Kami saya tertidur sampai istri tiba di RS.

Mengapa harus puasa? Padahal cuma operasi di kaki? Paling kurang ada dua point utama yang bisa dipetik dari pentingnya puasa baik secara medis maupun secara spiritual.

Adapun secara medis manfaat puasa (sebelum operasi) kurang lebih seperti berikut ini: 

Pertama, mencegah aspirasi. Salah satu alasan utama pasien diminta untuk berpuasa sebelum operasi adalah untuk mencegah aspirasi. Aspirasi adalah kondisi di mana makanan atau cairan dari perut masuk ke dalam paru-paru. Ini bisa sangat berbahaya dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Kedua, mempermudah anestesi. Dengan perut kosong, proses anestesi menjadi lebih mudah dan aman. Hal ini meminimalkan risiko komplikasi selama operasi. Yang lucu berkaitan dengan anestesi ini. Tensi saya tinggi (159/112), saat hendak didorong ke ruang operasi sempat terjadi debat antara istri dan perawat. Istri tidak izinkan karena tensi tinggi. Lalu perawat menelepon dokter anestesinya. Ternyata tidak apa-apa, saya bisa dibawa saja ke ruang tunggu operasi.

Ketiga, mengurangi risiko komplikasi. Saat seseorang sedang menjalani operasi, sistem pencernaan mereka berhenti bekerja. Jika ada makanan atau minuman di perut, hal tersebut bisa menimbulkan komplikasi. Dan ini yang baru saya mengerti meski operasi luar tetap butuh puasa.

Puasa juga berkaitan dengan persiapan spiritual, yang lebih rohaniah. Seseorang yang hendak operasi hanya bisa pasrah kepada Tuhan dan kepada dokter dan tim. 

Secara spiritual puasa sebelum operasi dapat memiliki beberapa makna berikut:

Pertama, meski puasa sebelum operasi lebih berfokus pada aspek medis, beberapa orang merasakan manfaat spiritual juga. Puasa bisa menjadi bentuk meditasi dan introspeksi diri. Ternyata aku ini tidak berarti apa-apa di hadapan yang Ilahi.

Kedua, puasa bisa menjadi cara untuk mempersiapkan mental dan emosional sebelum operasi. Hal ini bisa membantu seseorang merasa lebih tenang dan fokus, dan menyadari diri sebagai pribadi yang bergantung pada orang lain.

Ketiga, bagi beberapa orang, puasa bisa dianggap sebagai tindakan penyerahan diri dan percaya bahwa segala sesuatu akan berjalan baik. Ini bisa memberikan rasa damai dan mengurangi kecemasan sebelum operasi. Bisa jadi tensi naik karena kurang pasrah ini.

Memang, harus disadari bahwa setiap individu berbeda dan reaksi terhadap puasa juga bisa berbeda. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum melakukan puasa, terutama jika Anda memiliki kondisi medis tertentu atau sedang menjalani perawatan medis.

Bagi setiap pasien tentu punya dimensi permenungan yang berbeda. Mungkin yang medis bisa sama meski dengan catatan pembeda dari dokter sesuai keadaan kita.

Dengan pengalaman ini, saya jadi paham tentang aturan puasa sebelum operasi. Prinsip paling dasar adalah kesediaan pasien untuk menyerahkan sepenuhnya kepada dokter dan tim medis serta kepada penyertaan Tuhan. Biarlah Tuhan yang menyelesaikannya untuk kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline