Lihat ke Halaman Asli

Alfred Benediktus

Menjangkau Sesama dengan Buku

Hujan Merampas Mimpi

Diperbarui: 25 April 2024   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

HUJAN MERAMPAS MIMPI

Oleh: Alfred B. Jogo Ena

Hujan deras merampas mimpi,
bagai demokrasi yang seenak hati,
tanpa peduli cita-cita para pendiri.
Dalam gelap dan dingin, harapan terendam,
suara lemah menetes di emperan.

Demokrasi layaknya hujan,
seharusnya memberi kehidupan,
bukan merampas hasrat.
Saat kekuasaan dibutakan ambisi,
ia jadi badai yang menghancurkan segala.
Mimpi-mimpi terendam, suara-suara tenggelam,
dalam lautan kebencian dan kemarahan.

Hujan merampas mimpi,
gambaran demokrasi yang seenak hati.
Haruskah kita terus diam,
sementara keadilan dan kebenaran dikhianati?
Mari bangkit, bersuara, dan lawan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline