Lihat ke Halaman Asli

Alfred Benediktus

Menjangkau Sesama dengan Buku

Hanya Nol Koma Satu

Diperbarui: 16 April 2024   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Korupsi selalu berawal dari kurangnya rasa syukur atas apa yang diterima (foto: dari detik.com)

HANYA NOL KOMA SATU 

Cerpen Tiga Paragraf (Pentigraf)

Oleh: Alfred B. Jogo Ena

Rapat anggota tahun (RAT) KSP Laju Mandiri masih sebulan lagi. Rini dan tiga bendahara mulai merekap catatan keuangan selama setahun. Para pengawas juga mulai sibuk meneliti pembukuan yang dibuat oleh bendahara. Selama berhari-hari baik bendahara maupun pengawas harus bekerja keras sebelum RAT.

Kletus, salah seorang pengawas termasuk yang sangat aktif meneliti semua catatan bendahara. "Mengapa ada banyak sekali nol koma satu yang tidak jelas seperti?" Tulis Kletus pada setiap halaman pembukuan yang dia periksa. Model kerja yang serampangan seperti ini tidak bisa dibiarkan. Cepat atau lambat akan menimbulkan celaka pada keseluruhan. Jika begini kejujuran telah dicampakkan, baik ketika kita mencuri lima sen maupun satu dollar. Gumam Kletus mengutip kata-kata dari Leonard E. Read.

Tujuh hari selepas RAT, polisi mendatangi kantor KSP Laju Mandiri. Polisi menangkap Reni sang bendahara karena dilaporkan oleh anggota koperasi. Dia dituduh menggelapkan keuntungan koperasi untuk dirinya. Reni pun membela dirinya. Saya hanya menjalankan perintah direktur. Katanya cukup dengan nol koma satu pasti tidak ketahuan. Tak lama, Reni dan Direktur koperasi sudah digiring oleh polisi, setelah sebelumnya memasang police line di ruang bendahara dan direktur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline