Lihat ke Halaman Asli

Alfonsus G. Liwun

Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Perayaan Waisak dengan Membangun Dialog Lintas Agama

Diperbarui: 16 Mei 2022   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bapak Charlie Sendra Budi, SPd. (kiri), dalam Sharing Lintas Agama, 9/5/2022, Hotel Aksi Pangkalpinang (dokpri)

Secuil Sharing Perayaan Waisak

Tokoh Agama Budha, Bapak Charlie Sendra Budi S.Pd., baru-baru ini dalam sharing pengalaman dialog lintas agama yang dimediasi Gereja Katolik pada 9 Mei 2022 di Hotel Aksi Pangkalpinang, mengisahkan pengawan perayaan Waisak di Kota Kapur Pangkalpinang.

Charlie menceritakan bahwa pengalaman dialog perayaan Waisak beberapa tahun belakangan ini Pemuda Budha membangun kerjasama dengan organisasi-organisasi yang ada di Kota Pangkalpinang. Ada organisasi NU, Pemuda Kristen, dan Pemuda agama lain pun ikut dalam dialog perayaan Waisak.

Kegiatan dialog pemuda lintas agama yang dimediasi Budha dilakukan dalam berbagai kegiatan, seperti penanaman kembali pohon-pohon atau penghijauan. 

Penghijauan dilakukan dengan tujuan bahwa pemulihan kembali alam, berarti kita bersama-sama memulihkan kembali kehidupan yang sudah hilang, ungkap Charlie.

Charlie, dengan latarbelakang guru menyebutkan lagi bahwa selain kegiatan penghijauan, juga pertemuan dialog lintas agama dengan kaum muda dengan harapan untuk membangun persaudaraan, persatuan, dan saling menghargai antar agama. Juga kegiatan dialog lintas agama pun diisi dengan kegiatan bedah rumah bagi orang yang kurang mampu.

Melalui kegiatan dialog lintas agama ini, Charlie mengakui bahwa buah-buah yang kita terima adalah saling kerjasama, saling silahturami yang baik, terbangunnya kebersamaan, pengertian, saling menghargai serta keterbukaan kita menerima perbedaan sehingga terbentuk rasa solider atas umat beragama. Dengan kata lain, kebersamaam dalam perbedaan membawa kebahagiaan yang sejati.

Charlie dalam sharing dialog lintas agama yang dimediasi Gereja Katolik melalui tema "Teman Seperjalanan" pun dengan jujur mengakui bahwa dalam membangun dialog, ditemukan kesulitan pada awal kerjasama. Dimana adanya perbedaan pandangan. 

Namun perbedaan itu dapat terselesaikan karena adanya komunikasi. Komunikasi harus nyata dalam duduk bersama. Duduk bersama menjadi satu langkah untuk berjalan bersama dan mengenal lebih jauh; penolakan itu ada-dicari akarnya yakni saling menghargai; dengan tangan terbuka untuk menyamakan visi dan misi.

Jalan Kebijaksanaan Menuju Kebahagiaan Sejati

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline