Lihat ke Halaman Asli

Alfonsus G. Liwun

Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Teguran kepada Patriark Rusia, Itulah Suara Profetis Paus Fransiskus

Diperbarui: 7 Mei 2022   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: AP PHOTO/GREGORIO BORGIA

Gereja Katolik hadir dalam dunia. Hidup dalam dunia karena memang Gereja Katolik berasal dari dunia ini. Karena berasal dari dunia dan hidup dalam dunia, Gereja Katolik patut membela dunia ini. Karena, Gereja Katolik menyadari bahwa dunia dan segala isinya merupakan karya agung sang Pencipta, dengan tujuan agung pula yaitu untuk manusia.

Manusia, mahkota sang Pencipta yang sungguh agung dan baik adanya dari ciptaan yang lain. Hidup sejahtera, adil, damai, tentram dan nyaman, harus dialami oleh semua ciptaan Allah, termasuk manusia itu sendiri. 

Hidup sejahtera, adil, damai, tentram dan nyaman, adalah kerinduan semua orang. Kerinduan untuk mencapai hidup yang demikian itu, merupakan ziarah panjang manusia (homo viator). Dan tak seorang pun yang ingin, supaya hidup yang dijalankannya itu derita, tidak adil, tidak tentram dan tidak nyaman.

Dalam konteks hidup yang sejahtera, adil, damai, tentram, dan nyaman inilah "teguran keras", disini, oleh Paus Fransiskus kepada Patriark Rusia yaitu Kirill, harus dibaca sebagai "suara profetis", suara kenabiaan di tengah hingar-bingar perang Rusia ke Ukraina. Karena bagaimana pun, siapapun itu, entah itu saya dan anda serta Paus Fransiskus, tentu tidak menghendaki perang. Perang bukan satu-satunya cara menyelesaikan suatu persoalan dalam hidup ini. Perang justru sebuah tindakan kejahatan.

Karena dalam perang, senjata-senjata apalagi dengan kekuatan senjata nuklir, dipakai untuk membasmi siapa saja, termasuk seluruh lingkungan hidup, tempat tinggal semua warga masyarakat. Banyak warga kehilangan kenyamanan hidup. Banyak warga menjadi orang asing di negeri orang lain. 

Banyak warga yang mengalami kelaparan, kehilangan kekerabatan, dan kehilangan masa depan. Masa depan menjadi kelam-kelabu. Inilah yang disebut Paus Fransiskus tentang invasi Rusia ke Ukraina sebagai "agresi bersenjata yang tidak dapat diterima", sekaligus "biadab" dan "tidak memiliki alasan strategis yang sah". Disini!


Suara profetis Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik yang demikian itu, ternyata menuai banyak pro dan kontra dari berbagai kalangan nitizen, pembaca media sosial. Dibawah ini, saya mencoba mengambil caption nitizen dari Kompas.com-13/03/2022, 23.01 WIB. Caption beberapa nitizen yang kontra, sebagai misal:

ari berampu, pada  Sabtu, 2 Apr 2022 | 18:12 WIB, menulisnya: halahhh paus ikut2an.. udah kelaut aja lo nyelam sono hahahhhaha

satan, pada Senin, 14 Mar 2022 | 16:45 WIB, menulis: paus sepertinya juga nggak secara penuh menentang rusia

Budi Wahyudi pada  Senin, 14 Mar 2022 | 05:35 WIB, menulis: ikut perang bw pasukan berkuda romawi benhur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline