Lihat ke Halaman Asli

Alfonsus G. Liwun

Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Perempuan, Pejuang Handal dan Reformis dalam Kehidupan Sosial

Diperbarui: 22 Desember 2021   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan dan Ibu hebat yang menjadi inspirasi saya (dokpri)

Gambaran kita tentang peta perjalanan hidup seorang perempuan, dari waktu ke waktu telah berubah. Mulai dari pada suatu masa, perempuan hanya ada di rumah hingga masa kini perempuan go to public. 

Lukisan kita tentang perempuan yang terus berubah, tidak hanya didukung oleh latarbelakang pendidikan dan status sosial. Tetapi isi didalam pendidikan dan status sosial seorang perempuan itu ialah perjuangan reformis perempuan itu sendiri. 

Perjuangan reformis perempuan inilah secara sadar atau tidak, mengubah mindset publik tentang figur perempuan itu.

Perempuan dengan latarbelakang apapun, ia adalah Ibu. Ibu yang pada suatu masa, hanya dininabobokan sebagai ibu rumah tangga dengan peran melahir serta membesarkan anak. Ibu yang setia menjaga rumah. Entah di rumah ada asap atau tidak, hanya dia-lah yang tahu. 

Tetapi, kini tumbuh mindset tentang gambaran seorang perempuan dan ibu, jauh berubah dan berbeda. Ini disebabkan karena "awareness", sebuah kesadaran bahwa perempuan atau ibu adalah ada. 

Ada yang menghadirkan ada-nya dalam konteks sosial. Ada-nya, yang selalu sadar akan kehadiran, secara tidak sadar menuntun semua yang ada disekitarnya, mengakuinya, perempuan atau ibu. Bahwa betapa bermakna kehadirannya sebagai perempuan atau ibu.

Perempuan atau ibu, kini bergeser jauh, jauh hingga boleh dikatakan "menguasai ruang publik". Atau dalam tulisan saya beberapa artikel menyebutnya sebagai "arena". Kita bisa menengok kenyataan dari "manejer di rumah" hingga manejer di kantoran. 

Menjadi "guru di rumah" bergeser menjadi guru di sekolah-sekolah untuk semua anak didik. Sehari-hari sepanjang waktu menggenggam senduk dan pisau serta tangan yang basah karena terus mencuci, bergeser waktu menjadi seorang dosen yang memegang spidol memetakan angka dan huruf akuntansi, dll. 

Dari "pengatur lalulintas keuangan di rumah" bergeser ke ruang publik, menjadi polwan lalu lintas kendaraan dan menjadi menteri keuangan negara kita, dan seterusnya. 

Pendeka kata, masa dulu perempuan atau ibu begitu hening cipta (hymne), masa kini menjadi gegap gempita (mars). Iya... itulah yang disebut "perubahan".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline