Kata haluan sama dengan kata arah, tujuan, dan pedoman. Dari deretan kata tersebut, searti. Tetapi jika dibaca dalam kacamata isi atau muatan didalam kata per kata, beda maknanya.
Haluan, seseuatu yang ada di depan, yang mengarah kepada tujuan. Tujuan, yang mau dicapai, yang mau dituju. Sementara pedoman, sesuatu yang menjadi arah untuk mencapai tujuan. Pedoman juga berarti alat atau cara untuk mencapai tujuan.
Dari deretan makna dalam kacamata isi atau muatan tadi, narasi Pancasila sebagai haluan atau Pancasila sebagai pedoman, masih tetap revevan.
Karena tujuan bangsa dan negara ini ialah mencapai kesejahteraa yang adil dan merata. Maka bagaimana cara kita mengeksekusi nilai-nilai dan prinsip-prinsip Pancasila untuk hidup baik secara pribadi dan bersama sehingga mencapai tujuan, cita-cita bersama bangsa dan negara ini.
Persoalan ialah ketika muncul publik bahwa Pancasila dirancang dalam RUU HIP! Dimana para perancang menempatkan beberapa kata atau kalimat yang mengganggu kehidupan berbangsa dan negara ini.
Misalnya memasukan kata Trisila atau Ekasila atau yang lainnya, yang hemat banyak pihak seakan-akan merongrong Pancasila atau mengubah sila-sila dalam Pancasila dengan Trisila atau Ekasila.
Pertanyaannya, apakah memang benar bahwa ada pihak-pihak tertentu yang mau mengubah Pancasila? Ataukah memang kata Trisila dan Ekasila tidak pernah muncul dalam sejarah lahirnya Pancasila? Baru muncul sekarang ini? Ok lah, mungkin pertanyaan semacam ini tidak terlalu penting.
Tetapi jika dibaca dan direnungkan kata haluan dan pembinaan, hemat saya memiliki makna yang mirip walaupun tidak sama. Miripnya ialah kalau haluan ditempatkan dalam konsep berpikir searti dengan pedoman. Sementara kata pembinaan lebih bermakna pada praksis implementasi.
Artinya bahwa Pancasila yang didalamnya terdapat nilai-nilai dan prinsip-prinsip diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila menjadi sumber dalam pembinaan masyarakat atau kelompok masyarakat atau lembaga-lembaga tertentu sehingga Pancasila tetap menjadi ideologi bangsa kita.