Selama pandemi Covid-19, sekolah-sekolah pun libur. Libur berarti tidak ada aktivitas di sekolah. Sedangkan aktivitas seperti selama ini dilakukan di sekolah, dijalankan di rumah.
Satu minggu awal, sebelum terasa berat dan sulit. Mulai masuk minggu kedua, tugas-tugas sekolah untuk anak mulai banyak. Masuk minggu ketiga, saya sendiri mulai menyadari, kok anak saya baru TK Besar, tugas begini banyak!
Bagaimana dengan anak-anak SD, SMP dan SMA, cetus saya dalam hati. Sementara itu, masuk minggu ketiga, anak saya mulai merasa bosan.
Bosan karena selama sehari, ada tiga tugas sekolah harus diselesaikan kemudian diphoto lalu dikirim ke group TK Besar mereka. Itu pun mungkin, anak saya paling terlambat untuk mengirimkan hasil kerja tugasnya.
Sementara mendampingi kerja tugas anak, isteri tetap masuk kerja seperti biasa, karena tuntutan kantornya. Sayalah yang harus mendampingi kerja tugas anak. Tugas-tugas anak itu macam-macam.
Mulai dari menulis biasa, menulis indah, berhitung, menggambar, merekam video menyanyi, merekam membaca sajak, sampai pada kerja tugas-tugas prakarya lalu diphoto dan dikirimkan ke group.
Dalam mendampingi kerja tugas-tugas anak saya ini, ternyata bukan hal yang mudah dan gampang. Hanya awal di minggu pertama yang terasa begitu gampang. Karena anak saya masih turut dan patuh untuk mengerjakan tugas-tugasnya.
Mungkin bukan hanya anak yang merasakan capek tetapi saya juga merasakan bosan dan capek.
Dalam situasi bosan, capek dan jenuh, apa yang dilakukan saya kepada anak untuk mengusir kejenuhan dan kebosanannya? Inilah pertanyaan pokok yang terus bergemuruh dalam pikiran saya.