Sebelum lebaran satu atau dua hari sebelumnya, biasanya keluarga membuat jadwal kunjungan ke keluarga keluarga yang merayakan lebaran. Ini semacam kebiasaan keluarga tahun tahun sebelumnya.
Kunjungan keluarga saya dimulai dari keluarga terdekat, teman kerja, kenalan yang jauh, tetangga di dekat rumah, ketua RT, dan keluarga keluarga dalam lingkungan dekat.
Pengalaman setiap tahun ini benar benar berubah karena situasi Covid-19. Ya... hanya di rumah saja, walaupun dijalan raya banyak orang hilir mudik kesana kemari pergi mengunjungi keluarga dan teman teman mereka. Rasanya unik tahun ini.
Keunikan ini entah mungkin karena situasional inisehingga muncul ide ide kreatif? Entahlah. Akibat Covid-19 pun satu minggu sebelum lebaran, anak saya umur 6 tahun berbisik, papa... Lebaran kita tidak kunjungi teman teman sekolah saya?
Dengan spontan, saya langsung jawab, iya nak, kita di rumah saja. Karena jawaban saya begitu, dia langsung menjawab, papa bagaimana kalau papa beli minuman, saya antar ke teman saya di rumah sebelah? Tidak menjawab panjang, saya langsung pergi membeli minuman. Anakku pun langsung antar ke rumah temannya.
Pulang dari rumah teman, dia melaporkan bahwa papa, saya sudah sampaikan sama teman bahwa nanti lebaran kami tidak datang karena Coli-19. Saya pun menjawab laporan anak saya dengan ucapan terima kasih. Semalam saya pikirkan kembali akan apa yang dilakukan anak saya.
Kok bisa juga ya inisiatip anak saya. Peduli sekali sama teman temannya. Bangun pagi tadi, secara spontan dia katakan kepada saya. Pa, kemarin saya minta beliin minuman itu karena teman saya disitu baik lho...Dia teman akrab saya pa.
Dia teman bermain saya pa. Saya pun memuji dia. Tapi, lepas dari itu, sampai hari ini masih merenungkan apa yang dipikirkan, dilakukan, dan komentar anak saya. Saya merenungkan ini sebagai suatu hal unik. Situasi yang sulit seperti saat ini, semakin hal unik yang dipikirkan dan muncul.
Karena ada keluarga yang merayakan, istri dan adik pergi diam diam mengunjungi mereka. Sementara saya dan anak, tinggal di rumah. Pulang dari rumah keluarga itu, ada banyak makanan lebaran yang dibawa.
Melihat makanan itu, anak saya langsung sergap dengan pertanyaan, kenapa mama tidak mau bawa saya? Saya juga kan mau jumpa keluarga, lanjutnya. Anak saya sedikit kesal juga karena tidak dibawa kunjungi keluarga.