Lihat ke Halaman Asli

Alfonsus G. Liwun

Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Kenaikan Kristus, Hati Kita pun Diangkat Bersama Dia

Diperbarui: 21 Mei 2020   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi: Ibadat Live Streaming dari rumahDokumen Pribadi: Ibadat Live Streaming dari rumah

 

Salah seorang teolog terkenal dalam sejarah Gereja, namanya St. Agustinus, pernah berkata: Hari ini Yesus Kristus kita, diangkat ke surga, biarlah hati kita diangkat bersama Dia. Kata-katanya ini begitu sederhana dan mudah dipahami. Namun, dibalik kata-katanya ini mengungkap ketiga keutamaan teologis Kristiani, yaitu iman, harapan, dan kasih. Ketignya adalah satu, tak bisa dilepaspisahkan satu sama lain. Beriman tanpa harapan adalah sia-sia. Harapan tanpa kasih ialah nihil. 

Lalu, beriman tanpa kasih, adalah mati konyol. Karena itu, tak seorang pun melakukan sesuatu tak bisa melepaskan dari ketiganya: iman, harapan, dan kasih. Kata-kata St. Agistinus di atas, mengisyaratkan ketiga keutamaan teologis tadi. Bahwa beriman kepada Yesus Kristus, mestinya nyata dalam melakukan apa yang diteladani-Nya.

Disinilah kasih kita diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dengan orang-orang yang ada di sekitar kita. Dalam iman kepada Yesus Kristus, buah-buah kasih itulah yang menjadi pengharapan seseorag untuk diangkat-Nya dan hidup bersama dengan Dia kelak. 

Dalam liturgi Gereja Katolik, pada Hari Kenaikan Yesus Kristus, ada tiga bacaan suci yang diperdengarkan. Bacaan pertama diambil dari Kisah Para Rasul 1: 1-11. Disana dikisahkan bahwa para murid pergi ke Galilea untuk melihat Dia terangkat ke surga. Sebelum terangkat ke surga, selama 40 hari Yesus berulang kali menampakan diri kepada mereka. 

Penampakan diri-Nya kepada para murid, dikisahkan oleh Lukas sebagai bukti bahwa Dia tetap hidup bersama mereka. Dan selama penampakan itu, Kristus (Yesus yang telah bangkit) hadir bersama mereka dan mengajarkan mereka tentang Kerajaan Allah. Heran ya? 

Soalnya selama 33 tahun Dia hidup di dunia, topik ajaran-Nya tentang Kerajaan Allah. Massa sih, setelah bangkit dari alam maut dan mau naik ke surga pun, topik ajaran-Nya masih tetap yang sama? Apakah para murid-Nya selama ini gak ngerti-ngerti ya? Tidak! Yesus justru mengenal hati para murid-Nya. Yesus tahu betul hati mereka. Hati yang sering terombang ambing sesuai dengan situasi. 

Hati yang gampang tergoda. Hati yang sering bingung dan gampang ikut-ikutan ketika cobaan duniawi ini datang menghantui. Disinilah, Yesus sebagai seorang Pewarta tetap membangun narasi Kerajaan Allah biar hati para murid-Nya terus bergumul dalam kesejatian hidup yang telah diberikan kepada mereka. Sampai ini, kita boleh mengajukan pertanyaan, apa sih Kerajaan Allah itu, sehingga Yesus Kristus selalu dan senantiasa mengajarkannya? 

Kerajaan Allah ialah situasi atau kondisi manusiawi, dimana Allah menjadi arah dan fokus utama para murid dan kita manusia. Situasi atau kondis itu manusiawi mau dikatakan Yesus bahwa dalam segala hal, bukan harta atau uang atau kekuasaan yang diutamakan. Justru yang harus dikejar ialah iman, harapan dan kasih kepada Allah. 

Karena inilah keutamaan yang sejak awal dianugerahkan Allah dalam batin seorang anak manusia. Karena itu, tidaklah heran, selama 40 hari berulang kali Yesus mengajarkan tentang Kerajaan Allah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline