Lihat ke Halaman Asli

Alfonsina M. Tapotubun

Dosen FPIK Universitas Pattimura - Duta Kampus Merdeka

Prospek Pengembangan Ikan Olahan di Maluku

Diperbarui: 22 Mei 2024   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cakalang asar (Sumber: Tapotubun et al., 2024)

Kondisi geografi Provinsi Maluku sebagai wilayah kepulauan dengan jumlah pulau 1.340 buah dengan persentase daratan sebesar 7,6 % dan lautan mencapai 92,4 %.

Sebagai wilayah dengan lautan yang sangat laus, Provinsi Maluku memiliki potensi sumber daya ikan yang melimpah dan tersebar di tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) nasional, meliputi Laut Banda dan sekitarnya (714) dengan potensi total 1.033.979 ton, Laut Seram dan sekitarnya (715) dengan potensi total 715.293 ton, serta Laut Arafura dan sekitarnya (718) dengan potensi total 2.637.564 ton. Total keseluruhan potensi sumber daya ikan mencapai 4.386.836 ton (Teras Maluku.com). Hal ini memberi gambaran bahwa sektor perikanan merupakan ujung tombak pembangunan di Maluku

Kekayaan laut yang melimpah menjadikan sektor perikanan dan kelautan sebagai andalan pendapatan daerah Maluku. Namun, kenyataannya, Maluku lebih sering berperan sebagai penyedia bahan baku yang kemudian diolah dengan baik dan berkualitas oleh daerah atau negara lain.

Masih terdapat berbagai kelemahan dalam pengelolaan kekayaan laut Maluku, seperti banyaknya hasil tangkapan yang dibiarkan membusuk karena tidak terjual segar, dan kemiskinan nelayan serta masyarakat pesisir di pulau-pulau kecil.

Perhatian berbagai pihak pun seharusnya tidak hanya pada peningkatan produksi hasil tangkapan, tetapi juga pada pengolahan hasil tangkapan tersebut secara tepat sehingga peningkatan pendapatan nelayan dan masyarakat pesisir bukan sekedar retorika.

Dilihat dari kekayaan sumber daya alam, Maluku dikenal sebagai wilayah fishing ground dengan jumlah produksi ikan segar yang tinggi.

Namun, produk olahan ikan belum menjadi ikon daerah yang dikenal luas. Maluku lebih dikenal dengan hasil tanaman seperti minyak kayu putih, cengkih, dan pala kering dibandingkan produk hasil laut.

Ironi ini seharusnya menggugah semua pihak di Maluku untuk tidak hanya berperan sebagai produsen ikan segar tetapi juga mengolah hasil tangkapan ikan menjadi berbagai produk olahan yang berdaya saing.

Saat ini, prospek pengolahan ikan sangat cerah karena meningkatnya konsumsi ikan seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya bahan pangan sehat. Ikan dan produk olahannya mengandung nutrien seperti asam amino dan asam lemak yang sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Produk olahan ikan yang berkualitas dan aman sangat diminati, yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, menyerap tenaga kerja, dan memberikan manfaat ekonomi lainnya.

Oleh karena itu, pengolahan ikan sebagai hilirisasi hasil tangkapan merupakan strategi pengelolaan perikanan yang bijak untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan masyarakat secara berkelanjutan, serta mempromosikan Maluku bukan hanya sebagai penghasil ikan segar tetapi juga sebagai pusat produk ikan di Indonesia dan dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline