Lihat ke Halaman Asli

Cosmasgun

Pengembara menata kata

Sastra Masuk Kurikulum Diluncurkan!

Diperbarui: 22 Mei 2024   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nadiem Makarim saat peluncuran Sastra Masuk Kurikulum. foto: kemdikbud.go.id 

Ada kabar menyenangkan saat Hari Buku Nasional 2024. Sastra Masuk Kurikulum diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,  Senin (20/5/2024), saat peringatan Hari Buku Nasional (Harbuknas).

Menurut Nadiem Makarim,  peluncuran ini untuk meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi murid. Selama ini, pembelajaran sastra terbatas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Nadiem mendorong guru untuk memanfaatkan karya-karya sastra yang sudah dikurasi sebagai bahan ajar berbagai mata pelajaran, tidak hanya Bahasa Indonesia. Guru harus tetap mendampingi proses pembacaan yang dilakukan murid agar dapat menggali nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra.

Kemampuan literasi  bukan sekadar bisa membaca, tetapi mampu mengolah informasi dan memahami makna yang ada dalam suatu teks. Menurut Nadiem kemampuan ini diperlukan anak-anak dalam tahapan pembelajaran dan menjadi bekal yang sangat berguna untuk kehidupan.

Nadiem berharap, pelaku dunia sastra dan perbukuan mendukung penuh inisiatif ini, memberikan bahan ajar bermutu dan terciptanya ekosistem perbukuan yang sehat.  Termasuk juga dukungan dari kepala sekolah, guru, orangtua  dan masyarakat.    

Sementara itu, Kepala Badan Standar Kurikulum Asesmen Pendidikan (BSKAP), Anindito Aditomo menyatakan penguatan sastra dalam pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka. Sastra dapat membangun kompetensi dan karakter murid, bukan hanya membaca, tapi juga daya nalar dan empati. Harapannya berdampak pada terwujudnya generasi berkarakter Profil Pelajar Pancasila dan meningkatkan kreativitas guru dan imajinasi murid.  

Kemendikbudristek sudah melibatkan sastrawan, akademisi dan 40 guru dari berbagai daerah, menyusun kriteria kurasi buku yang disarikan dari Dimensi Profil Pelajar Pancasila. Guru tidak hanya memberi tugas membaca sastra, namun dapat merangkainya menjadi satu kesatuan pembelajaran yang lebih variatif.

Anindito menjelaskan  karya sastra bisa membuat pembaca menyelami apa yang dirasakan dan dipikirkan para tokoh dalam cerita, sehingga karya sastra bisa menjadi media belajar yang sangat berharga.  Untuk akses gratis berbagai buku bacaan bermutu melalui laman buku.kemdikbud.go.id. dan budi.kemdikbud.go.id.

Dukung

Gebrakan Sastra Masuk Kurikulum harus kita dukung penuh.  Sebab, selama ini siswa di berbagai jenjang SD, SMP, SMA/SMK banyak yang tak mengenal sastra, baik itu berupa puisi, cerita pendek, hingga novel.

Maka, kesempatan ini harus segera diambil oleh sekolah, didukung oleh kepala sekolah, guru, siswa dan orangtua murid. Jangan sampai, Sastra Masuk Kurikulum hanya akan menjadi program bombastis, membesar saat peluncuran, lalu menghilang programnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline