Lihat ke Halaman Asli

Cosmasgun

Pengembara menata kata

Bubarkan Study Tour Jika...

Diperbarui: 14 Mei 2024   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cnbcindonesia.com  Foto: AFP/TIMUR MATAHARI 

Study tour  SMK Lingga Kencana Depok   membawa berita duka. Betapa tidak, bus yang membawa para siswa tersebut mengalami kecelakaan yang mengakibatkan 11 orang meninggal. Ini peristiwa kelam yang patut untuk direnungkan. Bukan hanya sekadar /disesali saja.  

Berbagai tanggapan muncul di media sosial, ada yang meminta study tour dihentikan (dihapuskan), dengan berbagai alasan. Yang lain bilang study tour tetap perlu, tentu dengan pembenahan di sana-sini.   

Ditilik dari maknanya, study tour artinya  wisata sambil belajar, ada yang memaknai belajar di luar kelas,   suatu proses  langsung (melihat, mengamati)  dari lapangan sebagai pengalaman nyata.  Setelah study tour, siswa membuat laporan  sesuai dengan yang didapat di lapangan. 

Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan study tour, sebab belajar tidak harus di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Masalahnya adalah,  study tour ada yang lebih banyak unsur wisatanya, dolan, jalan-jalan, hiburannya.  Memang, siswa diminta membuat laporan, tetapi laporan itu seolah hanya formalitas saja.

Berikut ini beberapa catatan untuk mengkritisi study tour.

Di benak khalayak, study tour selalu dilakukan jauh dari sekolah. Bukan hanya lintas kota, bisa lintas kabupaten, provinsi, bahkan pulau. Padahal, belajar di luar kelas bisa di tempat-tempat terdekat dengan sekolah, tentu sesuai dengan jenjang dan kelasnya.  Wajar saja jika study tour banyak mengarah ke kota besar.

Ketika studi tour dilakukan ke tempat yang jauh, tentu akan berdampak pada biaya yang besar: mulai dari konsumsi makan minum, transportasi, bahkan butuh sarana menginap bila diadakan beberapa hari. 

Bagi sekolah yang sudah mempersiapkan dana, entah itu dengan cara menabung, akan merasa ringan. Walau demikian, masalah dana memang tidak bisa disamaratakan antara orangtua satu dengan lainnya. Mengingat, kondisi orangtua kadang untuk makan saja belum ada, apalagi untuk biaya seperti study tour. 

Yang patut juga dipikirkan, harusnya study tour tidak wajib berbiaya tinggi, sehingga tidak memberatkan orangtua. Sebab, selama ini ada sekolah yang mewajibkan siswa membayar walau anak tidak ikut study tour. Ada ancaman, juga kalau tidak ikut, tidak menadapat nilai, dan semacamnya.

Berbagai usulan muncul, misal study tour ke tempat terdekat sekolah, jadi biaya bisa ditekan. Entah itu ke museum, wisata kebun ke binatang, mengunjungi pabrik,  wisata alam, dan sebagainya. Intinya, study tour yang penting manfaatnya bagi siswa.   

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline